Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk, Dityasa H Forddanta | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Alam Sutera Tbk (ASRI) masih bisa mengantongi keuntungan meski bisnis properti sepanjang 2014 lalu cukup berat. Dengan menekan beban penjualan dan pendapatan, emiten ini masih bisa menorehkan pertumbuhan laba bersih 24,3% dari Rp 876,7 miliar pada 2013, menjadi Rp 1,09 triliun di akhir tahun lalu.
Dalam laporan keuangan publikasi di Bursa Efek Indonesia (30/3) menyebutkan adanya penurunan pendapatan. Jika 2013 lalu perusahaan ini membukukan laba Rp 3,68 triliun, tahun 2014 menyusut 1,3% menjadi Rp 3,6 triliun.
Meskipun terjadi penurunan pendapatan, manajemen PT Alam Sutera Realty Tbk optimistis tahun ini akan membaik. Sebelumnya Corporate Secretary Alam Sutera Hendra Kurniawan menyatakan tahun ini manajemen ingin membidik marketing sales atawa pendapatan penjualan 2015 sebesar Rp 5,8 triliun atau naik 35% ketimbang marketing sales 2014 sebesar Rp 4,3 triliun.
Sebagai gambaran, pendapatan ASRI tahun lalu bersumber dari proyek real estate, jasa hospitality dan prasarana, pendapatan pariwisata, dan pendapatan lain-lain. Penjualan dari real estate tercatat mencapai Rp 3,31 triliun atau turun 4% dari tahun sebelumnya sebesar Rp 3,45 triliun. Ini berasal dari penjualan tanah kaveling Rp 1,61 triliun, rumah dan ruko Rp 1,69 triliun, dan apartemen Rp 2,67 miliar.
Pendapatan dari jasa hospitality dan prasarana sekitar Rp 255,3 miliar, naik 44.8% dari Rp 176,3 miliar di tahun sebelumnya. Rinciannya, pengelolaan kota Rp 43,1 miliar, rekreasi dan olahraga Rp 6,9 miliar, sewa Rp 156,7 miliar dan lain-lain Rp 48,5 miliar.
Pendapatan dari pariwisata sekitar Rp 52,35 miliar atau turun dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 54,6 miliar. Pendapatan sektor pariwisata bersumber dari penjualan tiket, restoran yang lain-lain.
Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri menilai, tantangan ASRI tahun ini masih besar. Diantaranya suku bunga yang tinggi plus nilai tukar rupiah yang terus melemah. Pengaruh kurs terhadap emiten properti lantaran 30% bahan bangunan dari impor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News