kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengamat: Pengganti Karen harus sosok yang mumpuni


Senin, 10 November 2014 / 17:59 WIB
Pengamat: Pengganti Karen harus sosok yang mumpuni
ILUSTRASI. Perpanjang SIM Tanpa Antri Lama, Cek Jadwal SIM Keliling Jakarta (27/5/2023)


Sumber: TribunNews.com | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Sejumlah nama beredar dalam bursa calon Direktur Utama PT Pertamina (persero). Menteri BUMN Rini Soemarno dikabarkan telah melakukan tahapan uji fit and proper untuk penganti Karen Agustiawan.

Berdasarkan informasi yang diperoleh nama-nama calon Dirut Pertamina dari eksternal yang sedang menjalani Fit and Proper di PT DDI adalah Budi Sadikin (Dirut Bank Mandiri), Sunarso, (Direksi Bank Mandiri), Zulkifli Zaini (Mantan Dirut Bank Mandiri), Fahmi Muhtar (Mantan Dirut PLN), Dwi Sucipto, (Dirut Semen Indonesia), dan Rinaldi Firmansyah (Mantan Dirut Telkom).

Kabarnya, calon kuat dalam bursa kandidat tersebut adalah Rinaldi Firmansyah yang disebut-sebut diendorse langsung oleh Menteri BUMN Rini Soemarno, Menko Perekonomian Sofyan Djalil dan Wapres Jusuf Kalla. Sementara lima nama lain hanya sekedar pembanding.

Pengamat ekonomi energi dari Universitas Gajah Mada (UGM) Fahmi Radhy, menilai sejumlah nama yang disebut-sebut di atas dinilai kurang pas untuk menggantikan Karen Agustiawan. Menurutnya, pengganti Karen harus memiliki kemampuan teknis energi sekaligus profesional dan tidak berkaitan dengan mafia migas.

"Dirut Pertamina harus profesional dan punya kemampuan di sektor energi, saya menilai nama-nama yang beredar itu tidak layak menggantikan Karen," kata Fahmi, Senin (10/11).

Dirinya mengatakan, akibat minimnya, kemampuan teknis sektor energi, Fahmi ragu pengganti Karen akan mampu mendorong Pertamina menjadi perusahaan berkelas dunia.

Selama ini, kata Fahmi, dari sejumlah nama yang sering disebut menjadi pengganti Karen tidak memiliki keberanian memberantas mafia migas.

Fahmi juga mewanti-wanti, jangan sampai sejumlah nama yang tidak memiliki kemampuan energi tiba-tiba muncul begitu saja. Hal itu jelas merupakan indikasi titipan meski kemudian penilaian itu relatif susah dibuktikan.

"Indikasi titipan memang sulit dibuktikan. Untuk itu perlu diubah cara pemilihan dirut Pertamina yang selama ini tertutup. Misal dengan menggandeng KPK hingga lembaga independen untuk melacak si calon. Dengan begitu potensi calon titipan bisa dihilangkan, lebih terbuka," katanya. (Wahyu Aji)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×