Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Para pengembang kini mulai gencar melirik Batam. Selain dekat dengan Singapura, harga properti di pulau ini masih miring.
Menurut Djaja Roeslim, Ketua Real Estate Indonesia (REI) Wilayah Batam, harga properti di Batam masih lebih murah daripada properti di negara tetangga. "Harga properti di Singapura sudah 10 kali lipat dari Batam, sedangkan Johor sudah 4-5 kali lipat. Ini jadi kesempatan bagi Batam," katanya kepada KONTAN, Jumat (19/8).
Selain harga masih murah, adanya kebijakan yang membolehkan asing memiliki properti di pasar dalam negeri, kata Djaja, juga turut menyemarakkan pasar properti di daerah tersebut. Apalagi, pemerintah setempat memberi batasan harga rumah yang boleh dimiliki asing minimal seharga Rp 1 miliar.
Tak mau kehilangan kesempatan, Grup Ciputra kini tengah menggeber pembangunan proyek Citra Land Megah Batam. "Sekitar 15%-20% pasar kami adalah ekspatriat," kata Johan, Associate Director Ciputra kepada KONTAN, Jumat (19/8).
Di proyek seluas 15 hektare ini, pengembang ini tengah mengembangkan proyek perumahan dengan kapasitas 300 unit dengan harga Rp 3,8 miliar sampai Rp 7,8 miliar per unit.
Proyek hunian laku
Sedangkan Pollux Properties kini tengah menggarap proyek superblok berlabel Meisterstadt Batam. Pengembang ini berenca menyelesaikan proyek superblok bernilai Rp 15 triliun hingga 2024.
Saat ini Pollux tengah membangun empat menara apartemen dan satu hotel. Proyek ini diharapkan kelar di 2019. Untuk menggarap tahapan proyek ini, Pollux merogoh kocek Rp 1,2 triliun.
Hasilnya, sudah dua menara apartemen dengan total kapasitas 1.200 unit tandas terjual. "Animo masyarakat cukup tinggi dan sekitar 15% pembeli dari ekspatriat," kata Yusuf Eduardus, General Manager Marketing Pollux Properties Batam.
Sedangkan Agung Podomoro Land mengincar orang lokal untuk proyek di Batam. "Kebanyakan orang domestik yang menyekolahkan anak di Singapura," kata Indra Wijaya Antono, Direktur Pemasaran PT Agung Podomoro Land, kepada KONTAN.
Pengembang ini menggarap proyek perumahan tapak serta rumah toko di sana. Dari sekitar lima kluster, dua kluster dengan total 700 unit hunian sudah terjual. Saat ini Agung Podomoro masih memiliki 12 ha dari sekitar 40 ha lahan di Batam.
Sedangkan Sinar Mas Land berencana mengembangkan proyek properti terbaru di Batam mulai kuartal IV tahun ini juga. Pengembang ini sudah mempunyai lahan seluas 228 ha di sana.
Untuk tahap awal, Sinar Mas Land akan membangun kondominium dan perumahan di atas lahan 5 ha dengan target pasar sekitar 20% kalangan ekspatriat dan sisanya lokal. Pengembang ini siap merogoh kocek hingga Rp 4 triliun untuk bisa merealisasikan proyek itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News