kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.478.000   -4.000   -0,27%
  • USD/IDR 15.685   -195,00   -1,26%
  • IDX 7.504   8,04   0,11%
  • KOMPAS100 1.166   4,61   0,40%
  • LQ45 927   -2,36   -0,25%
  • ISSI 227   1,87   0,83%
  • IDX30 478   -1,88   -0,39%
  • IDXHIDIV20 574   -2,08   -0,36%
  • IDX80 133   0,26   0,20%
  • IDXV30 142   0,64   0,46%
  • IDXQ30 160   -0,33   -0,20%

Pengembang Singapura rambah Lombok


Jumat, 05 Desember 2014 / 09:45 WIB
Pengembang Singapura rambah Lombok
ILUSTRASI. Aktivitas?Pabrik Kelapa Sawit PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP). Harga Kelapa Sawit Turun, Cermati Rekomendasi Saham London Sumatra (LSIP).


Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Markus Sumartomjon

JAKARTA.  PT Pollux Properties Indonesia kian agresif menggarap pasar properti di dalam negeri. Setelah meluncurkan proyek mixed-use alias properti terpadu Chadstone di Cikarang, Bekasi pekan lalu, anak usaha Pollux Properties Ltd yang berbasis di Singapura ini akan mengembangkan sayap ekspansinya ke Lombok pada 2015.

Di Lombok, Pollux akan membangun resor kondotel dan villa Amarsvati di kawasan Malimbu, pantai barat Lombok. Perusahaan ini sudah menuntaskan akuisisi lahan seluas 25 hektare (ha).

Amarsvati sendiri terdiri dari dua menara, masing-masing memiliki 270 unit dengan harga termurah Rp 1 miliar per unit.  Pollux mempercayakan pengelolaan resor bintang empat tersebut kepada operator hotel Ariva.

Rencananya, Pollux akan menggelar peletakan batu pertama Amarsvati pada Februari 2015. "Kami berharap pembangunan selesai dalam dua tahun," ujar Chief Operating Officer (COO) Pollux Kenny Seraphine kepada KONTAN, Kamis (4/12). 

Dia mengklaim, menara pertama sudah mencatatkan penjualan 90% sebelum pembangunan dimulai.

Untuk membeli lahan di Lombok, Pollux mesti mengeluarkan investasi sebesar Rp 5 juta per meter persegi (m²). "Memang kami membeli agak mahal karena lokasinya persis di tepi pantai. Nantinya, kami juga akan membuat pantai privat," terang Kenny. 

Sedangkan untuk membangun resor, Pollux mesti merogoh kocek lagi sebesar Rp 150 miliar per menara.

Untuk proyek ini, Pollux mendanai ekspansinya dari kas internal sebesar 30%-40%. Sisanya, perusahaan mengandalkan pinjaman bank dan pra penjualan proyek.

Selain karena melihat potensi, Kenny bilang, ekspansi Pollux  ke Cikarang dan Lombok karena sudah mendapat lahan di kedua lokasi. Ke depan, pengembang ini akan terus berburu lahan, tidak terkecuali di Jakarta.

Sebelumnya, proyek Pollux masih berkutat di Semarang. Soalnya, salah satu pemegang saham Pollux punya banyak lahan menganggur di kota itu. 

Saat ini Pollux sedang mengerjakan tiga proyek properti terpadu, yaitu W/R Simpang Lima, The Pinnacle, dan Marquis de Lafayette. Sedangkan proyek yang sudah beroperasi adalah Crowne Plaza Hotel dan Paragon Mall.

Sayang, Kenny tidak bisa memberi tahu landbank Pollux saat ini. "Kami baru saja membeli lahan di Jakarta dan Semarang, belum sempat diinventarisasi," dalihnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×