kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.933.000   17.000   0,89%
  • USD/IDR 16.378   49,00   0,30%
  • IDX 7.859   -31,86   -0,40%
  • KOMPAS100 1.103   -7,60   -0,68%
  • LQ45 822   -6,76   -0,82%
  • ISSI 265   -0,92   -0,35%
  • IDX30 425   -3,33   -0,78%
  • IDXHIDIV20 494   -1,99   -0,40%
  • IDX80 124   -0,75   -0,60%
  • IDXV30 131   0,35   0,27%
  • IDXQ30 138   -0,83   -0,60%

Pengembangan panas bumi susah nego dengan PLN


Jumat, 06 Mei 2016 / 11:30 WIB
Pengembangan panas bumi susah nego dengan PLN


Sumber: Kompas.com | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA.  Indonesia menyimpan banyak potensi panas bumi (geothermal) yang tersebar di berbagai wilayah. Sayangnya, potensi tersebut belum dikembangkan optimal.

Menurut Senior Vice President, Policy, Government and Public Affairs PT Chevron Indonesia Yanto Sianipar, masalah utama pengembangan panas bumi di Indonesia adalah perizinan kawasan hutan dan harga.

"Harga panas bumi dengan PLN ini paling susah untuk mendapatkan kesepakatan," kata Yanto di Jakarta, Kamis (5/5).

Proses negosiasi harga yang panjang, kata Yanto membuat pengembangan panas bumi menjadi lambat. Selain permasalahan harga, pengembangan geothermal juga terhambat perizinan kawasan hutan.

"Biasanya panas bumi itu ada di hutan, dan sulit sekali untuk mendapatkan izin kehutanan," ungkap Yanto.

Kendala ini, menurut Yanto, tidak hanya dikeluhkan oleh Chevron Indonesia. "Saya pikir banyak (yang mengeluhkan), enggak cuma kita saja. Pertamina saya yakin juga," katanya.

Informasi saja, saat ini Chevron Indonesia mengembangkan panas bumi di dua blok yaitu di Darajat, Jawa Barat, serta di Gunung Salak. Chevron juga tengah melakukan eksplorasi di dua tempat yaitu di Sekincau, Lampung, serta di Geudong, Aceh. (Estu Suryowati)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis Procurement Strategies for Competitive Advantage (PSCA)

[X]
×