Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten properti dan pengelola jaringan hotel Dafam, PT Dafam Properti Indonesia Tbk (DFAM) menuturkan bahwa kebijakan penghematan anggaran APBD tahun 2025, berpotensi menurunkan angka penerimaan tamu hotel.
Sekretaris Perusahaan DFAM Soviadi Nor Rachman menuturkan kebijakan tersebut akan sangat berpengaruh pada pendapatan hotel.
"Menanggapi kebijaksanaan Presiden Republik Indonesia Bapak Prabowo Subianto, mengenai penghematan anggaran APBD untuk tahun 2025 yang tertuang dalam Instruksi Presiden (Inpres) No. 1/2025, kami yakin kebijaksanaan ini akan berdampak ke seluruh industri di Indonesia, tidak terkecuali Industri Pariwisata khususnya dunia perhotelan," ujar Soviadi kepada Kontan, Jumat (24/1).
Baca Juga: Efek Pilkada Belum Terasa, Ini Strategi Dafam Hotel (DFAM) Kejar Target
Ia melanjutkan, Dafam Hotel sebagai hotel konsep bisnis dengan market share terbesar datang dari sektor Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kota. Dengan kebijakan tersebut, maka akan sangat terpengaruh terhadap pendapatan hotel karena berkurangnya tamu yang menginap dan mengadakan rapat.
Asal tahu saja, Presiden Prabowo Subianto mengatakan sudah ada penghematan Rp20 triliun dari pemangkasan acara-acara seremonial pemerintah. Salah satu yang dia tekankan adalah pengurangan perjalanan dinas.
Prabowo berpendapat anggaran negara bisa digunakan untuk program-program strategis. Misalnya, untuk memperbaiki gedung-gedung sekolah yang rusak.
Lebih lanjut, DFAM menuturkan bahwa pada awal tahun 2025 ini saja, sebagai akibat kebijaksanaan tersebut, di mana pendapatan campuran dari tamu pemerintahan di hotel sekitar 40% selain market tamu-tamu dari korporat, Travel Agent Offline dan Online Travel Agent jelas berdampak pada menurunnya tingkat okupansi.
"Dengan kebijaksanaan ini pun event - event Pemerintahan dan kegiatan rapat-rapat akan berkurang secara signifikan," imbuhnya.
Pada kuartal III 2024 lalu, dengan keluarnya perintah Presiden Prabowo untuk melakukan penghematan dan mengurangi kegiatan-kegiatan di hotel, sangat berdampak terhadap dunia bisnis perhotelan termasuk Dafam Hotel.
Soviadi mengatakan dampak langsungnya ke tingkat hunian kamar, berkurang sekitar 30% dibandingkan dengan periode kuartal III 2023.
Menghadapi hal tersebut, DFAM akan mengubah strategi menjadi lebih fokus ke segmen market korporat, tamu individual, agen perjalanan offline dan online travel agent yang memanfaatkan beberapa proyek di wilayah hotel.
"Kami juga membuat event-event yang melibatkan masyarakat luas," ucap Soviadi.
Tahun ini DFAM menargetkan pertumbuhan sekitar 7% hingga 10 % dari hasil pencapaian yang diraih di tahun 2024.
Selanjutnya: Deposito Emas Pegadaian, Calon Primadona Pilihan untuk Berinvestasi
Menarik Dibaca: Prakiraan Cuaca Jakarta Besok (25/1): Dari Berawan hingga Diguyur Hujan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
