kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengusaha optimistis harga timah bisa naik


Kamis, 09 April 2015 / 10:36 WIB
Pengusaha optimistis harga timah bisa naik
ILUSTRASI. Tema dan Twibbon Hari Sumpah Pemuda 2023.


Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Kalangan pengusaha optimistis rencana pemerintah memperketat kegiatan ekspor timah akan dapat berdampak positif terhadap peningkatan harga jual mineral logam tersebut.

Jabin Sufianto, Ketua Asosiasi Eksportir Timah Indonesia (AETI) mengatakan, pengklasifikasian produk timah menjadi dua jenis tentunya akan mempersempit pergerakan pengusaha nakal yang masih mencari celah menjual timah batangan tanpa lewat bursa berjangka.

"Kami mendukung pengetatan ekspor timah. Kebijakan ini kami harap membuat produsen solder-solderan asli tapi palsu (aspal) tidak akan bisa dengan mudah mengekspor timah," kata dia ketika dihubungi KONTAN, Kamis (9/4).

Asal tahu saja, pemerintah tengah menggodok draf revisi Permendag Nomor 44/2014. Beberapa klausul yang akan diatur dalam calon beleid tersebut di antaranya, hanya ada dua jenis produk timah yang boleh diekspor yakni timah murni batangan dan timah solder.

Selain itu, Kementerian ESDM juga akan dilibatkan dalam pemberian rekomendasi eksportit terdaftar (ET) produk timah murni batangan, sedangkan ET timah solder akan dikeluarkan Kementerian Perindustrian. Serta, pemerintah akan membuka lebih dari satu bursa berjangka dalam penjualan produk timah batangan untuk menghindari praktek monopoli harga jual.

Dengan begitu, produk timah murni non batangan dan timah paduan non solder tidak diperkenankan lagi untuk diekspor. Serta, akan ada syarat bagi izin usaha pertambangan (IUP) berstatus clean and celar (CnC) untuk mendapatkan ET.

Menurut Jabin, selama ini masih banyak produk timah batangan yang diekspor tanpa lewat bursa berjangka dengan alasan termasuk jenis produk lain. "Mereka produsen yang enggan menjual lewat bursa," ujarnya.

Alhasil, kondisi demikian membuat pasokan timah batangan tetap banjir di pasar ekspor sehingga harga jual tetap lesu. Asal tahu saja, saat ini harga jual timah di Bursa Komoditas dan Derivatif Indonesia (BKDI) mencapai US$ 16.585 per ton, atau jauh menurun dari US$ 19.320 per ton pada awal 2015.

Agung Nugroho, Corporate Secretary PT Timah Tbk mengatakan, pihaknya selalu aktif melakukan komunikasi terkait usulan kebijakan untuk perbaikan industri timah nasional. Menurutnya, seluruh produksi logam timah perusahaannya dijual melalui bursa berjangka baik dilakukan secara langsung maupun lewat anak perusahaan.

Dia bilang, anjloknya harga timah saat juga juga dipengaruhi kondisi global misalnya penurunan harga minyak dan mineral logam lainnya. "Permintaan timah sekarang juga stagnan, sehingga ekspor harus dilakukan pengaturan," imbuh Agung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×