kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengusaha yakin bisnis hotel bangkit tahun depan, ini alasannya


Sabtu, 31 Oktober 2020 / 14:39 WIB
Pengusaha yakin bisnis hotel bangkit tahun depan, ini alasannya
ILUSTRASI. Dicky Sumarsono - CEO Azana Hotels and Resort Management


Reporter: Fahriyadi | Editor: Fahriyadi .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Krisis ekonomi dan kesehatan memang masih melanda Indonesia tetapi semua tidak bisa menunggu, yang jelas siapapun yang bisa melihat, membaca perubahan lebih cepat dan bergerak terus maka dia yang akan dapat lebih banyak.

Optimisme harus meningkat bahwa ekonomi akan kembali lagi di tahun 2021. Hal tersebut disampaikan oleh Dicky Sumarsono, CEO Azana Hotels & Resorts di acara tahunan GM & Sales Marketing Conference 2020 yang diadakan secara virtual pada tanggal 26 & 27 Oktober 2020 lalu dan dihadiri oleh sekitar 100 leader seluruh Indonesia yang terdiri dari General Manager’s dan Departement Head’s dengan tema “Regain Porspective Business Roadmap 2021 – Deepening & Boosting The Entrepreneuship Engine to Reach New Markets”.

Pada kesempatan tersebut, Dicky menyampaikan, ada tiga fase yang telah dilalui, Pertama, sebelum Covid-19 masuk ke Indonesia, yaitu bulan Januari-Februari 2020 di saat hotel melakukan normal servicing.

Kedua, ketika Covid-19 mulai melanda Indonesia, Maret-Juni 2020 ,  yakni semua hotel melakukan strategi untuk bertahan yang antara lain mengelola krisis, mengoptimalkan penjualan produk-produk hotel mulai dari frozen food, ready to eat food, ready to drink beverage, ricebowl, dengan mengoptimalkan sumber yang ada, termasuk melakukan cost leadership dan strategi pemasaran secara maksimal.

Ketiga, bulan Agustus-September 2020, yaitu ketika semua hotel berlomba mengoptimalkan momentum dengan membuat paket-paket yang atraktif seperti staycation, safecation, wedding, tunangan dengan mengimplementasikan protokol kesehatan Covid-19 secara ketat dan merawat pelanggan secara maksimal agar bisnis bisa tumbuh dan tetap untung walaupun belum maksimal.

“Di fase ketiga inilah muncul talenta-talenta baru dan ide-ide kreatif yang tidak terpikirkan sebelumnya. Momentum akan hilang jika tidak dimanfaatkan secara maksimal dan fase ini penting untuk menuju fase keempat yaitu fase persiapan untuk mada mendatang di periode Oktober-Desember 2020,” ujar Dicky dalam keterangannya, Jumat (30/10).

Dicky bilang pebisnis hotel pada fase selanjutnya tetap menyeimbangkan bisnis hotel untuk tetap berjalan dan tumbuh dengan melakukan beberapa penyesuaian di target pasar, struktur biaya, struktur organisasi serta bisnis modelnya sambil mempersiapkan peluang bisnis yang akan bangkit di tahun 2021. Kendati belum sepenuhnya pulih 100%, tetapi paling tidak sudah mencapai hingga 90%.

Menurutnya, fase kelima akan terjadi tahun depan, yakni hotel akan kembali ke tatanan bisnis seperti sebelum Covid-19 yaitu bisnis kembali normal. Dicky optimis bisnis hotel mulai bangkit di tahun depan dengan alasan yang sederhana, yaitu dengan melihat data perumbuhan ekonomi yang sesuai dengan APBN 2021 sebesar 5%, inflasi di 3% dan ditambah dengan adanya modal besar Indonesia berupa populasi penduduk yang mencapai 265 juta jiwa.

“Tingkat optimisme masyarakat Indonesia juga berada di urutan ketiga dunia, serta mobilitas yang tinggi dimana semua itu menjadi indikator opstimisme bisnis hotel di tahun 2021,” ujar dia.

Dicky bilang pengusaha tidak mungkin hanya fokus mengelola krisisnya saja tanpa menyiapkan strategi dan peluang pulihnya bisnis hotel di tahun depan agar ketika ekonomi mulai membaik, sektor ini tidak ketinggalan.

Hal lain yang patut divcermati pebisnis hotel adalah soal perilaku konsumen dan kebutuhan pelanggan sudah berubah, maka bisnis model dan kompetisi sektor perhotelan berubah.

“Pengusaha hotel jangan melihat krisis ini hanya secara biasa-biasa saja, tetapi lihat secara ekstrim dan pastikan agar organisasi bisa adaptif, menjadi lebih ramping dengan right sizing di struktur organisasi yang ada agar hotel menjadi kuat dan siap berkompetisi. Hanya mereka yang kreatif, produktif dan inovatif, yang memiliki spirit entrepreneurship yang akan melihat kondisi ini hanya dari sisi peluang,” jelasnya.

Dicky mengklaim dari 52 hotel yang dikelola Azana Hotel & Resort di seluruh Indonesia, sudah ada 40 hotel yang okupansinya berada di atas 60%, sedangkan 12 sisanya terus bergerak naik. Karena semua tim dalam perusahaan adalah seperti wirausaha yang memiliki jiwa kewirausahaan, sehingga berani melihat dan mengambil kesempatan dengan tetap memperhitungkan risiko.

Ke depan, perlu adanya standar baru dalam menyikapi perubahan global dan strategi ampuh untuk memenangkan kembali bisnis hotel. Strategi yang digunakan antara satu kota dengan kota lainnya berbeda-beda, sehingga harus bisa melihat local insight-nya, karakternya, dan juga permintaannya setelah itu baru bisa melakukan perubahan yang sesuai.

Intuisi bisnis juga sangat penting untuk kondisi saat ini namun tetap harus rasional, visi bisa berubah setiap bulan bahkan setiap minggu, yang juga diperlukan dalam membuat perencanaan bisnis, bukan berupa perencanaan jangka panjang namun untuk jangka pendek. “Ambil kesempatan secara cepat dan berani berspekulasi untuk jangka pendek,” ujar dia.

Siapkan strategi

Dicky bilang Azana mengoptimalkan pencapaian pendapatan di 52 jaringan hotel yang tersebar di seluruh Indonesia antara lain adalah dengan menghidupkan mesin pertumbuhan revenue, seperti: Pertama, menambah investasi dan waktu yang lebih banyak di aktivitas online (SEO activities, social media dan Google Ads) karena pandemi kali ini telah menjadi katalisator dan akselerator proses digita.

 Kedua, mengalokasikan anggaran iklan dari yang marginal ke high impact opportunity, bisa di sektor yang sama dengan kategori yang sama, target yang sama dan segmen yang sama namun menggunakan multiple produk.

Ketiga, organisasi harus lebih fokus, ada penguatan tambahan di masing-masing bidang dan di masing-masing segmen, dengan melakukan narrow targeting yang tepat.

Keempat, melakukan OMNI Channel yaitu dengan mengkombinasikan antara aktivitas daring dan luring, serta pemasaran dan pencitraan secara bersamaan dan total.

Kelima, lebih banyak melakukan customer retention dibandingkan akuisisi. Keenam, berkolaborasi, saat ini tentu tidak bisa selesaikan semuanya sendiri, bukan saatnya saling menyerang atau berkompetisi yang tidak sehat, harus ada kerja sama untuk menyelesaikan masalah dan menghadirkan solusi bagi customer untuk menciptakan nilai tambah baru.

Ketujuh, fokus pada sektor yang tumbuh saja agar waktu yang digunakan bisa lebih efektif.

Kedelapan, mengoptimalkan pengayaan terhadap suatu produk dan layanan yang akan diberikan kepada customer agar tercipta value proposition dari customer experience tersebut.

Kesembilan, mengeksplorasi lebih dalam lagi segmen mana yang pas untuk kita masuk dengan menggunakan marketing mix yang relevan. Kesepuluh,  engage atau pengikatan, yaitu membuat produk yang dicintai dan punya keterikatan dengan customer.

Dicky bilang Azana Group meyakini bahwa dalam situasi ekonomi naik ataupun turun tetap masih banyak kesempatan dan peluang. Bahkan tahun 2021 Azana akan menambah lagi 15 hotel baru terdiri dari 3 Azana Style Hotel, 6 Front One Hotel, 2 Front One Cabin, dan 4 Votel Hotel.

“Sekarang saatnya melakukan strategi paling ambisius dalam sejarah bisnis perhotelan dengan mengorganisasi semua informasi yang penting, relevan, dan mengorkestarsi tim dengan semangat yang paling tinggi,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×