Reporter: Agung Hidayat | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seiring pembangunan megaproyek 35.000 megawatt Perusahaan Listrik Negara (PLN), permintaan kabel dalam negeri meningkat. Salah satu produsen kabel yang ketiban durian runtuh tersebut adalah PT Jembo Cable Company Tbk.
Antonius Benady, Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan Jembo Cable Company mengatakan, pada semester I-2017 perusahaan ini sudah mengantongi sekitar Rp 700 miliar hanya dari permintaan PLN. "Sampai semester satu dari penjualan PLN saja sudah sangat besar," kata Antonius saat paparan publik perusahaan ini, Selasa (3/10).
Berdasarkan laporan keuangan semester pertama 2017, penjualan kabel ke PLN meningkat tajam hingga 56% dari Rp 277 miliar menjadi Rp 423 miliar. Walhasil porsi penjualan PLN memakan 41% dari total penjualan emiten berkode JECC di Bursa Efek Indonesia itu selama separuh pertama tahun ini, yang mencapai Rp 1,02 triliun.
Produsen kabel juga semakin girang, karena pelunasan pembayaran dari PLN relatif lebih cepat. "Kurang dari 2 bulan-3 bulan setelah pembelian," kata Antonius.
Alhasil, perusahaan seperti Jembo Cable bisa bernafas lega. Mengingat bisnis kabel tengah tertekan kenaikan harga bahan baku.
Harga untuk menyuplai label PLN ditetapkan pada saat tender. Menurut Antonius, tak lama setelah tahun anggaran selesai. "Jadi setiap tahun sekali selalu ada kontrak baru," katanya.
Meski mendapat berkah PLN, pendapatan perusahaan sampai akhir 2017 ini akan sedikit rendah dibandingkan target awal. "Kalau anggaran tahun 2017 ini Rp 2,43 triliun, setelah melihat performa semester satu pendapatan akan berada di bawah itu," terang Antonius.
Berkaca dari perolehan pendapatan semester I-2017 yang baru 41% dari target pendapatan, menyebabkan JECC mengoreksi target menjadi Rp 2,15 triliun. Jika membandingkan angka tersebut dengan pendapatan tahun 2016, Jembo menargetkan pertumbuhan 5,5% saja.
Target pertumbuhan tersebut juga berlaku bagi laba bersih. Antonius mengatakan Jembo mematok kenaikan laba bersih antara 5%-5,5%. Sampai semester I 2017 laba bersih perusahaan ini berada di angka Rp 55 miliar.
Penjualan domestik Jembo separuh pertama tahun ini tumbuh 6,3% dari Rp 945 miliar menjadi Rp 1 triliun. Namun ekspor terperosok 79%, hanya Rp 16 miliar ketimbang periode yang sama tahun lalu di angka Rp 77 miliar.
Kenaikan paling tinggi berasal dari produk kabel aluminium, tumbuh 45% dari Rp 160 miliar menjadi Rp 233 miliar. Sementara kabel tembaga mendominasi penjualan sekitar 38% atau Rp 387 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News