Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Markus Sumartomjon
JAKARTA. Jelang pelantikan Jokowi menjadi Presiden Republik Indonesia tergres Senin mendatang (20/10), industri properti tanah air optimistis roda bisnis usaha ini bakal terus menggelinding di akhir tahun ini.
Country Head Jones Lang LaSalle Indonesia, Todd Lauchlan memprediksi pertumbuhan bisnis properti di pasar domestik bisa tumbuh 20%-30% di akhir tahun ini.
Keyakinan ini berkaca dari laporan riset lembaga ini terhadap kinerja bisnis beberapa produk properti di sekitar Jakarta. Misalnya di pasar apartemen strata title (jual). "Permintaan kondominium cukup tinggi, terutama di central business district (CBD) yang okupansinya cukup tinggi," kata Direktur Strategic Consulting Jones Lang LaSalle, Herully Suherman, Rabu (15/10).
Berdasarkan riset JLL, penyerapan pasar kondominium di sekitar Jakarta pada kuartal III tahun ini melonjak 20% atau bertambah 4.900 unit dari kuartal II-2014. Secara kumulatif, penyerapan kondominium hingga kuartal III-2014 mencapai 12.000 unit.
Sedangkan pasokan kondominium di periode tersebut sebanyak 93.639 unit dengan tingkat okupansi mencapai 97,5%.
Masih tingginya penjualan kondominium lantaran kemampuan masyarakat untuk membeli rumah dan tanah sudah makin terbatas. Kondisi inilah yang membuat konsumen mulai melirik hunian vertikal, seperti kondominium. Apalagi, saat ini, tinggal di apartemen atau kondominium merupakan hal yang sudah lumrah terjadi.
Melihat kondisi ini, JLL pun memproyeksi, hingga 2017 nanti, jumlah kondominium di sekitar Jakarta bakal terus membengkak, hingga mencapai 56.110 unit dengan tingkat penjualan diprediksi mencapai 78%.
Pengembang pun mulai melirik sejumlah daerah untuk mengembangkan kondominium. Seperti di sekitar Tangerang. Biasanya hunian yang menyasar segmen menengah. Sedangkan di pusat bisnis Jakarta, khusus diperuntukkan segmen atas.
Namun, permintaan ruang kantor di CBD Jakarta pada kuartal ketiga tahun ini menurut Angela Wibawa, Head of Markets JLL anjlok 37% dari kuartal II menjadi 13.400 meter persegi (m²) akibat keterbatasan ruang kantor baru.
Tapi, tingkat hunian gedung perkantoran CBD di periode tersebut sebesar 94%. Tidak banyak berubah dari periode sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News