Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Meski bisnis properti terus tumbuh, rupanya, pembelian properti lewat situs properti belum cukup familiar bagi konsumen di Indonesia. Buktinya, pembelian properti lewat situas online masih sangat rendah.
Di situs properti Rumah 123, misalnya, tercatat penetrasi pembeli properti secara online di Indonesia baru 23% dari total penjualan. Angka ini kalah jauh dengan di Malaysia yang 65% atau Singapura yang mencapai 70%. "Penghambatnya adalah biaya," ujar Peter Goldsworthy, Country Manager Rumah 123, Senin (12/3).
Padahal, menurut Peter, membeli properti lewat situs memperoleh sejumlah keuntungan. Misalnya, calon pembeli bisa mendapat informasi lengkap, termasuk foto properti yang diinginkan sebelum mendatangi lokasi. Calon pembeli juga bisa langsung tahu jika properti yang diincar sudah dibeli orang lain. Cara ini bisa jadi lebih efisien.
Meski masih kecil, Peter yakin dengan prospek situs properti di Indonesia. Selain permintaan properti yang masih kuat, "Dua tahun lagi, 100 juta masyarakat Indonesia diprediksi akan terhubung dengan internet. Itu angka yang besar," ujarnya.
Saat ini mayoritas pengunjung Rumah 123 mencari rumah tempat tinggal. Selain faktor budaya, pasokan rumah tinggal memang masih lebih banyak ketimbang apartemen. Sekitar 80% dari pasokan properti yang ada di Rumah 123 merupakan properti secondary alias bekas pakai.
Situs yang tergabung dalam iProperty Group asal Australia ini tahun lalu meraup pendapatan Rp 2,1 miliar.
Dari data Desember 2011, Rumah 123 punya 571.969 pengunjung, 3.245 agen, dan 70.745 listing properti. Namun Peter optimis, data bulan Desember ini bakal melesat sekitar 50% tahun ini.
Keyakinan Peter ini diamini Online Marketing Manajer Rumah.com, Alex Pangestu. Awal tahun ini, jumlah pengunjung situs rumah.com sudah mencapai 2,7 juta orang, naik dua kali lipat lebih dibanding periode sama 2011 yang cuma 1,2 juta pengunjung. "Ini menunjukkan penetrasi masih terus bertambah," kata Alex. Ia juga mengklaim kelompok konsumen dengan pendapatan Rp 100 juta per bulan sebagai konsumen potensial.
General Manager Century 21 Indonesia F. Rach Suherman menyebut situs properti mulai mendapat tempat di pasar. "Saat ini sudah meningkat, bukan hanya jumlah pengunjung tapi juga jumlah transaksi," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News