kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.430.000   -10.000   -0,69%
  • USD/IDR 15.243   97,00   0,63%
  • IDX 7.905   76,26   0,97%
  • KOMPAS100 1.208   12,11   1,01%
  • LQ45 980   9,43   0,97%
  • ISSI 230   1,69   0,74%
  • IDX30 500   4,71   0,95%
  • IDXHIDIV20 602   4,65   0,78%
  • IDX80 137   1,32   0,97%
  • IDXV30 141   0,53   0,38%
  • IDXQ30 167   1,08   0,65%

Penjualan semen Bosowa stagnan


Senin, 20 Mei 2013 / 09:27 WIB
ILUSTRASI. SWF Singapura getol mengoleksi saham-saham emiten Indonesia termasuk saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL).


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Markus Sumartomjon

JAKARTA. Pasar semen di Indonesia Timur yang kurang memuaskan membuat PT Semen Bosowa memproyeksikan kinerja penjualan tahun ini tidak akan bergerak jauh dari kinerja tahun lalu.

Erwin Aksa, Chief Executive Officer Semen Bosowa menuturkan bahwa penjualan semen Bosowa tahun ini berpotensi stagnan menyusul hasil yang kurang bagus di pasar Indonesia Timur, yang menjadi pasar utama Bosowa. "Melihat hasil awal tahun ini, kami proyeksikan penjualan stagnan, sama dengan tahun lalu," kata dia akhir pekan lalu.

Menurut Erwin, tahun lalu, penjualan Semen Bosowa mencapai sekitar 3,5 juta ton. Penjualan di kuartal I-2013 ini, ia bilang, turun sebesar 10% dibanding kuartal yang sama tahun lalu. Sayang, ia belum mau mengungkap angka penjualan di periode tersebut.

Menurut data Asosiasi Semen Indonesia, selama periode Januari-April 2013, penjualan semen di Sulawesi turun 2,5% menjadi 1,26 juta ton. Sebagai perbandingan,  penjualan semen di wilayah ini pada periode yang sama tahun lalu mencapai 1,3 juta ton.

Adapun penjualan semen di wilayah Papua justru melonjak hingga 14%. Namun, dari sisi volume, jumlah itu masih kalah jauh dengan penjualan di Sulawesi. Sebab, penjualan semen di Papua cuma mencapai 449.600 ton.

Anjloknya penjualan Semen Bosowa, menurut Erwin, adalah akibat cuaca buruk yang terjadi di awal tahun ini. Kondisi alam yang tidak bersahabat ini membuat pengiriman semen perusahaan ini menjadi terhambat. "Apalagi, pengiriman semen di wilayah Indonesia Timur sangat tergantung pada pengiriman lewat laut," paparnya.


Selain faktor cuaca, pasar semen di kawasan Indonesia Timur yang lesu juga disumbang oleh keterlambatan penyerapan anggaran pemerintah di wilayah ini. Imbasnya adalah realisasi pembangunan proyek infrastruktur yang sudah diagendakan menjadi tertunda atau jalan di tempat.

Faktor lainnya, kompetisi bisnis semen di wilayah ini juga semakin ketat. Beberapa pemain semen domestik mulai mengarahkan pandangan ke wilayah ini. Bosowa pun harus berhati-hati dalam menentukan langkah bisnis. Misalnya, opsi menaikkan harga jual semen Bosowa. Tujuannya supaya pangsa pasar Bosowa tidak tergerus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×