Sumber: KONTAN |
JAKARTA. Pulihnya kondisi ekonomi global tahun ini mendorong peningkatan produksi industri alat berat. Sebab, seiring dengan membaiknya perekonomian global, sektor pertambangan, perkebunan, dan infrastruktur kembali berekspansi. Imbasnya, permintaan alat berat pun turut meningkat.
Ketua Umum Himpunan Alat Berat Indonesia (Hinabi) Pratjojo Dewo mengatakan, dalam tiga bulan pertama 2010, produksi alat berat nasional mencapai 651 unit, naik 317% ketimbang periode yang sama tahun lalu sebanyak 156 unit. Kata dia, produksi alat berat ini kebanyakan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan sektor tambang dan perkebunan. "Dari jumlah produksi itu, sekitar 50% adalah alat berat untuk sektor tambang," ujar Pratjojo kepada KONTAN, Selasa (20/4).
Meski begitu, ia bilang produksi alat berat kuartal I-2010 ini belum kembali ke angka tahun 2008. Saat itu, produksi alat berat nasional mencapai 1.500 unit. "Harapannya, kuartal II dan III tahun ini produksi alat berat bisa kembali ke level tahun 2008 yang rata-rata per kuartalnya mencapai 1.500 unit," katanya berharap.
Melihat situasi ini, Pratjojo optimistis target produksi alat berat tahun ini sebanyak 5.000 unit bisa tercapai. Target ini masih lebih rendah ketimbang produksi alat berat tahun 2008 yang sebesar 5.914 unit (lihat tabel). "Utilisasi produksi tahun 2008 bisa mencapai sekitar 90%," ujarnya.
Cuma, dibandingkan pencapaian produksi tahun lalu yang hanya 2.200 unit, target itu sudah terbilang tinggi. Makanya, Hinabi yakin, utilisasi produksi alat berat bisa naik menjadi 75%-76%. Tahun lalu, dari kapasitas terpasang sebanyak 6.500 unit, industri alat berat hanya memakai kapasitas produksi antara 25%-27%.
Kendati tidak memproduksi sendiri, Ari Setiyawan, Kepala Hubungan Investor PT United Tractors Tbk, salah satu pemain besar industri alat berat, membenarkan semua fakta ini. Kata dia, dalam tiga bulan pertama 2010, penjualan alat berat perusahaannya mencapai 1.218 unit, naik 93,95% ketimbang periode yang sama tahun lalu sebanyak 628 unit.
Kenaikan penjualan ini, terjadi seiring meningkatnya permintaan alat berat. Permintaan terbesar terutama datang dari sektor pertambangan dan perkebunan. Sepanjang tahun ini, anak usaha PT Astra International Tbk ini mematok penjualan alat berat sebanyak 4.000 unit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News