Reporter: Agung Hidayat | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekspor minyak sawit mentah atau CPO Indonesia pada September 2019 tercatat senilai US$ 1,55 miliar, naik dari sebulan sebelumnya US$ 1,3 miliar, terbesar dibandingkan bulan-bulan sebelumnya tahun ini. Hal ini dibarengi dengan kenaikan harga CPO.
Meski, kata Swasti Kartikaningtyas, Sekretaris Perusahan PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) harga saat ini masih belum kembali seperti harga komoditas sawit di tahun lalu.
Baca Juga: Transaksi Trade Expo Indonesia 2019 mencapai sebesar US$ 9,30 miliar
Adapun faktor utama lonjakan ekspor ini, kata Swasti dikarenakan beberapa faktor salah satunya meningkatnya permintaan dari negara India dan China.
"Kemudian faktor lainnya adalah mulai dikembangkannya industri hilir oleh pelaku industri kelapa sawit, yang berarti diversifikasi produk sehingga lebih dapat diserap oleh pasar ekspor. Bukan hanya hasil dari hulu saja," terangnya kepada Kontan.co.id, Senin (21/10).
Peluang ini SSMS tanggapi dengan meningkatkan produksi, sehingga bisa mendapatkan hasil penjualan terbaik. Mengenai capaian sampai kuartal-III tahun ini manajemen belum dapat membeberkannya, yang jelas perusahaan terus menggenjot kinerja bisnisnya.
Baca Juga: Pembukaan lahan jadi faktor penting dalam program peremajaan sawit rakyat
Adapun porsi penjualan ekspor bagi SSMS setiap tahun dominan sekitar 70% dan sisanya 30% untuk pasar lokal. Membaiknya harga minyak sawit juga direspon PT Mahkota Group Tbk (MGRO) dengan menggenjot produksi perseroan.
Elvi, Sekretaris Perusahaan MGRO mengatakan saat ini ditingkat global pasokan stok CPO menipis terjadi karena perlambatan produksi.
Perusahaan bakal mendorong penjualan salah satunya dengan peningkatan produksi lewat pengakuisisian pabrik kelapa sawit di Sumatera Selatan dan realisasi pembangunan pabrik refinery di Riau.
Baca Juga: Ekspor Meningkat, Harga CPO Naik
Diharapkan keberadaan unit produksi baru tersebut bakal mengerek produksi CPO perusahaan dan berimbas positif bagi penjualan MGRO.
Sedangkan terkait capaian kinerja bisnis sampai kuartal-III tahun ini, perusahaan mengaku dari segi operasional masih lebih baik dibandingkan tahun lalu.
Baca Juga: Produksi minyak sawit tumbuh 13,9% hingga Agustus
"Namun dengan harga CPO dan Palm Kernel (di awal) tahun ini yang lebih rendah dibanding dengan tahun lalu, cukup berimbas pada beberapa indikator keuangan perusahaan," ungkap Elvi.
Adapun untuk target angka pertumbuhan tahun ini yang cukup besar, untuk revenue sekitar Rp 5 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News