kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Permintaan semen diproyeksi naik di 2016


Jumat, 10 Juli 2015 / 21:51 WIB
Permintaan semen diproyeksi naik di 2016


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Penjualan semen hingga semester pertama tahun ini masih lesu. Berdasarkan data Asosiasi Semen Indonesia (ASI), penjualan semen hingga semester I-2015 turun 3% menjadi 28,1 juta ton dibanding periode sama tahun lalu sebesar 28,9 juta ton. Sementara penjualan semen bulan Juni 2015 turun 4% menjadi 4,95 juta ton.

PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) sebagai pemegang market share terbesar juga mengalami penurunan penjualan. Per semester pertama tahun ini penjualan semen SMGR turun hingga 5,5% year on year (yoy) menjadi 12 juta ton dibanding periode sama tahun sebelumnya 12,7 juta ton.

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) mengalami nasib serupa. Hingga semester pertama tahun ini, penjualan semen INTP turun 8,3% yoy menjadi 8,1 juta ton dari sebelumnya 8,8 juta ton. Lalu penjualan semen PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) turun 3,3% yoy menjadi 4 juta ton dari sebelumnya 4,15 juta ton. Sementara penjualan PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) naik 25,6% yoy menjadi 666.184 ton dari sebelumnya 530.358 ton.

Analis UOB Kay Hian, Marwan Halim menyatakan, sebagian besar provinsi mengalami penurunan penjualan semen di semester pertama, kecuali Nusa Tenggara yang mencatat pertumbuhan 2,3% yoy menjadi 1,7 juta ton.

Sementara penurunan penjualan terbesar dialami oleh daerah dengan produksi komoditas seperti Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi. "Bahkan di Jawa yang menguasai 55% dari total konsumsi semen mengalami penurunan penjualan hingga 5% yoy," ungkap Marwan dalam riset, Jumat (10/7).

Menurut Marwan, turunnya penjualan semen disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2015 sebesar 4,7% yang berada di bawah ekspektasi serta mayoritas proyek infrastruktur pemerintah yang diprediksi mulai berjalan di semester kedua.

Namun demikian, penjualan semen di bulan Juni naik sebesar 2,8% dibanding dengan bulan Mei 2015. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya musim kemarau yang mulai pada kuartal II-2015, proyek 1 juta rumah yang dimulai di akhir April 2015, dan percepatan pembangunan tol Cikampek - Palimanan pada akhir Mei lalu.

Marwan optimistis permintaan semen akan lebih baik di tahun 2016. Salah satu pendorongnya adalah pertumbuhan ekonomi tahun depan yang diperkirakan lebih baik. Marwan mencatat, World Bank telah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini menjadi 4,7% dari sebelumnya 5,2%, namun melihat kondisi ekonomi Indonesia tahun 2016 lebih baik dengan pertumbuhan mendekati 5,5%.

Selain itu, menurut Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera), pada tanggal 18 Agustus mendatang Presiden Joko Widodo akan mengumumkan sejumlah proyek infrastruktur yang akan dieksekusi tahun 2016. Di hari yang sama proses tender untuk proyek tersebut akan dimulai. Kemenpupera sendiri telah mengalokasikan dana sebesar Rp 102 triliun untuk proyek single year dan multiyear di tahun 2016.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×