Reporter: Dede Suprayitno, Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proyek-proyek bangunan gedung masih terus bertumbuh tahun depan. Para kontraktor mulai menyusun target perusahaan pada 2018. Beberapa pelaku bisnis ini diantaranya PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) dan PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) yang baru saja melantai di bursa efek.
Total Bangun Persada menargetkan kontrak baru sekitar Rp 4 triliun tahun depan. Angka ini relatif konservatif lantaran sama dengan target yang ditetapkan pada 2017.
Manajemen TOTL fokus mengincar kontrak-kontrak pembangunan gedung karena perusahaan memang terkenal dengan dengan keahlian di sektor tersebut. Target tahun depan tidak berubah lantaran mereka melihat pembangunan proyek-proyek gedung baru masih cenderung stagnan.
"Tahun depan kami masih fokus di jasa konstruksi gedung dan proyek gedung kami lihat masih berat di 2018." kata Mahmilan Sugiyo, Sekretaris Perusahaan TOTL kepada KONTAN, Minggu (3/12).
Sepanjang Januari-November 2017, Total Bangun Persada telah mengantongi kontrak baru sebesar Rp 3,25 triliun. Seluruh kontrak baru tersebut diperoleh dari proyek pembangunan gedung milik swasta.
Pencapaian kontrak anyar tersebut setara dengan 81% dari target yang ditetapkan perusahaan tahun ini yaitu 4 triliun. Meski tinggal tersisa satu bulan lagi dalam berburu proyek, Mahmilan optimis perusahaan bisa mencapai target tersebut.
Proyek-proyek yang sudah didapatkan Total Bangun Persada tersebut antara lain Thamrin Nine fase 2, Gedung GOP 1, Chitaland Tower, Taman Permata Buana Apartemen dan Hotel Potato Head.
Dari target kontrak baru sepanjang tahun itu, perusahaan menargetkan pendapatan usaha Rp 3,1 triliun serta laba bersih sekitar Rp 250 miliar pada 2017.
Sampai 30 September 2017, perusahaan ini telah membukukan pendapatan usaha Rp 1,99 triliun atau meningkat 15% dibandingkan dengan periode yang sama 2016. Sedangkan laba bersih naik 19% menjadi Rp 191,45 miliar.
Sebagian besar pendapatan perusahaan ini selama sembilan bulan pertama 2017 berasal dari pendapatan jasa konstruksi. Selain itu, Total Bangun Persada juga mendapatkan pendapatan dengan jumlah yang lebih kecil dari penyewaan properti, penyewaan peralatan, jasa manajemen dan jasa pelatihan.
Sementara itu, Wika Gedung membidik pertumbuhan kinerja pada tahun 2018 minimal mencapai 30%. Direktur Utama WEGE, Nariman Prasetyo bilang, tahun 2018, kinerja perusahaan minimal tumbuh 30% dengan membidik laba bersih Rp 390 miliar. "Kami optimistis karena punya backlog dan kontrak baru," kata Nariman dalam kesempatan yang sama.
Total kontrak Wika Gedung pada tahun 2018 mencapai Rp 16 triliun. Kontrak itu terbagi dalam kontrak lama Rp 8 triliun dan kontrak baru sebesar Rp 8 triliun. Komposisi pelanggan Wika Gedung di antaranya terdiri dari swasta 40% sedangkan dari pemerintah termasuk BUMN sebesar 60%.
Proyek dari pemerintah di antaranya seperti rumah murah dan bandara. Sedangkan proyek dari sektor swasta di antaranya merupakan pelanggan lama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News