Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Markus Sumartomjon
JAKARTA. Bisnis rumah sakit memang masih menjanjikan hingga kini. Tak hanya kalangan swasta, badan usaha milik negara (BUMN) juga kepincut ingin menangguk untung dari bisnis orang sakit tersebut.
Salah satunya adalah PT Pertamina. Lewat anak usaha PT Pertamina Bina Medika (Pertamedika), perusahaan energi ini berencana menambah kapasitas rumah sakit yang sudah ada. Tepatnya di areal Rumah Sakit Pusat Pertamina yang ada di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Di sisa lahan yang ada, Pertamedika akan menambah kapasitas rumah sakit. Berbeda dengan yang lama, bangunan anyar ini bakal tampil modern dan diperuntukan bagi segmen menengah ke atas.
Sejatinya, Rumah Sakit Pusat Pertamina juga menyasar segmen pasar sejenis. Apalagi sebagian besar klien dari rumah sakit tersebut berasal dari luar Pertamina. Faktor inilah yang membuat perusahaan medis ini melakukan ekspansi bisnis dengan memperluas kapasitas rumah sakit tersebut.
Untuk bisa merealisasikan rencana tersebut, Pertamedika bakal menggelontorkan dana hingga Rp 750 miliar. Nilai investasi tersebut sudah termasuk peralatan medis dan pengembangan sumber daya manusia.
Bangun rumah sakit lagi
Bila tidak ada halangan proses pembangunan dari bangunan unit rumah sakit anyar tersebut bisa terlaksana pada tahun ini juga. "Kami akan membangun Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) dengan standar pelayanan internasional," kata Dani Amrul Ichdan, Direktur Utama Pertamedika, Selasa (18/7).
Sayang, Dani masih belum bisa memastikan target penyelesaian dari rumah sakit tersebut. Sebab pihaknya masih melanjutkan pembicaraan lebih lanjut dengan pemegang saham dalam hal ini adalah PT Pertamina.
Yang jelas, rumah sakit tersebut masih berada di dalam areal Rumah Sakit Pusat Pertamina. Pihaknya bakal memanfaatkan ruas lahan yang tersisa. Lagi-lagi Dani tidak merinci soal luas lahan yang dipersiapkan untuk menggarap rumah sakit anyar tersebut. Tapi ia memberi gambaran kalau rumah sakit tersebut bakal punya kapasitas 370 tempat tidur.
Manajemen Pertamedika sendiri tidak khawatir soal investasi sumber daya manusia. "Untuk tenaga medis, seperti dokter, sudah kami miliki," tukasnya.
Ke depan, tidak tertutup kemungkinan Pertamedika bakal membangun rumah sakit sejenis. Tempatnya pun masih bisa di Kebayoran Baru lantaran masih ada sisa lahan. Maklum, perusahaan medis ini sudah menjalin kerjasama dengan beberapa investor dari Jerman, China serta Jerman.
Sayang, Dani tidak merinci bidang bisnis dari investor asing tersebut. Namun, investor tersebut bekerjasama dengan Pertamedika untuk bisa menghasilkan layanan medis yang sesuai kebutuhan. Atau bisa juga soal strategi invstasi lain yang menjanjikan.
Lewat strategi ini, Pertamedika menargetkan bisa menguasai pasar rumah sakit, khususnya di segmen menengah ke atas. Target in berasal dari data yang menyebut sekitar 70% pelanggan Pertamedika berasal dari pihak ketiga alias non Pertamina.
Seperti perusahaan swasta, BUMN non Pertamina, perusahaan asing, ekspatriat dan masyarakat lain pengguna BPJS Kesehatan.
Dani tidak merinci target pendapatan dari perusahaan ini. Namun ia menyebut kalau pihaknya saban tahun selalu berusaha mengerek laba perusahaan antara 6% sampai 8%.
Sejatinya, Pertamedika juga sudah menjalin kerjasma dengan perusahan swasta. Misalnya dengan PT Sentul City Tbk yang membangun rumah sakit Pertamedika Sentul dengan nilai investasi sebesar Rp 400 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News