Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. PT Pertamina (Persero) bakal menambah pasokan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi lebih dari kuota yang ditetapkan oleh Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2011.
Tambahan pasokan BBM subsidi ini dilakukan supaya tak ada lagi kelangkaan BBM bersubsidi yang terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia selama beberapa pekan terakhir. Dalam APBN 2011 ditetapkan kuota BBM bersubsidi sebanyak 38,5 juta kiloliter. Namun, perhitungan tersebut meleset. Sebab, kebutuhan BBM subsidi masyarakat cukup besar.
Akibatnya hingga akhir tahun, diperkirakan realisasi konsumsi BBM subsidi mencapai 40,5 juta kiloliter. "Jika nantinya tidak ada tambahan kuota BBM dalam APBN Perubahan 2011, maka akan dikompensasi dari keuntungan Pertamina," ujar juru bicara Pertamina, Mochammad Harun akhir pekan ini.
Selain menghilangkan kelangkaan BBM, keputusan Pertamina ini untuk mendukung pertumbuhan perekonomian masyarakat. "Pertumbuhan ekonomi yang ada harus didukung pasokan BBM yang mencukupi," katanya.
Untuk tambahan pasokan BBM subsidi, Pertamina akan melepas stok BBM. Saat ini jumlah stok BBM sebesar 3,4 juta kiloliter. Pertamina, telah berupaya untuk menjaga kuota BBM subsidi. Berbagai cara dilakukan oleh Pertamina seperti memasang spanduk dan menyosialisasikan gerakan untuk menggunakan BBM non subsidi tidak berhasil.
Permintaan masyarakat terhadap BBM bersubsidi cukup tinggi. Apalagi saat ini kebijakan pembatasan BBM subsidi masih belum jelas. Hal ini diperparah dengan disparitas harga yang cukup tinggi antara BBM non subsidi dengan BBM subsidi mengakibatkan BBM subsidi menjadi serbuan masyarakat.
Berdasarkan data Pertamina, hingga 28 Juni 2011, konsumsi premium subsidi tercatat 11,3 juta kiloliter dari kuota APBN 2011 sebesar 23,19 juta kiloliter dan solar 6,3 juta kiloliter dari kuota 13,08 juta kiloliter.
Realisasi penyaluran premium itu sudah 5,2% di atas kuota harian APBN dan solar 7,5% di atas kuota harian. "Saat ini, konsumsi premium sudah mencapai 68.000 kiloliter per hari atau di atas biasanya 60.000 kiloliter per hari," katanya.
Kelebihan kuota yang terjadi sekarang sudah diperkirakan karena kuota APBN 2011 yang ditetapkan 38,6 juta kiloliter dengan asumsi adanya program pembatasan. Namun kenyataannya, program pembatasan hingga kini tidak berjalan.
Kuota BBM APBN 2011 itu juga tidak berbeda jauh dengan realisasi 2010 sebesar 38,4 juta kiloliter yang terdiri atas premium 23,13 juta kiloliter, minyak tanah 2,39 juta kiloliter, dan solar 12,86 juta kiloliter. Padahal seiring waktu, konsumsi pastinya bertambah karena pertumbuhan kendaraan dan membaiknya perekonomian.
Sementara itu, Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Evita Herawati Legowo mengungkapkan pemerintah akan mengajukan tambahan kuota BBM subsidi kepada DPR pada minggu ini. Tambahan kuota BBM subsidi yang diminta sebanyak 1,8 juta kiloliter. "Nanti akan kami ajukan kepada DPR soal tambahan kuota ini," kata Evita singkat.
Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Tubagus Haryono mengatakan, tambahan kuota BBM subsidi khususnya pada jenis premium dan solar. BPH Migas, terus berupaya menekan konsumsi BBM subsidi terutama melalui penegakan hukum bekerjasama dengan aparat. "Kami juga bekerjasama dengan pemerintah daerah khususnya dalam pengaturan dari sisi permintaannya seperti kuota pembelian per kendaraan," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News