Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masalah lahan selalu jadi polemik dalam pembangunan infratruktur. Salah satunya pembangunan infrastruktur kilang PT Pertamina (Persero). Salah satu proyek kilang Pertamina di Tuban rencananya akan dibangun di atas lahan sekitar 800 hektar (ha). Lahan tersebut mayoritas merupakan lahan milik masyarakat.
Demi mempermudah Pertamina, Pemerintah pun merevisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 146 Tahun 2015 tentang Pelaksanaan Pengembangan dan Pembangunan Kilang Minyak di Dalam Negeri.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Djoko Siswanto mengatakan revisi Perpres ini akan mempermudah Pertamina membangun kilang karena pemerintah akan mengatur pembebasan lahan yang selama ini menjadi kendala pembangunan kilang. "Masalah soal pembebasan lahan terkait tanah itu yang direvisi. Insentif kilang,"ujarnya.
Lebih lanjut Djoko bilang dalam beleid tersebut nantinya pembangunan kilang akan masuk ke dalam infrastruktur fasilitas umum. Dengan masuk sebagai fasilitas umum maka pembebasan lahan akan lebih mudah.
"Disesuaikan dengan kemudahan- kemudahan yang ada tentang pembelaan lahan. Begini, kalo infratruktur sebagai untuk fasilitas umum itu pembebasan lahannya jauh lebih mudah. Nah itu harus dituangkan dalam Perpres,"imbuhnya.
Selain soal pembebasan lahan, pemerintah juga akan memberikan insentif-insentif fiskal. "Segala insentif di Kemenkeu bisa didapatkan untuk pembanguan kilang,"kata Djoko.
Pertamina sendiri menyambut baik revisi Perpres Pembangunan Kilang tersebut. Apalagi pembangunan kilang terkendala juga maaalah lahan terutama terkait lahan milik warga di Tuban.
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati bilang lahan yang akan digunakan pembangunan kilang Tuban memang sebagian milik warga dan sebagian milik pemerintah. Sejauh ini Pertamina terus melakukan komunikasi dengan warga untuk pembebasan lahan. "Solusinya kami komunikasi dengan warga. Ini kan untuk meningkatkan ekonomi daerah juga kan, lapangan pekerjaan,"kata Nicke.
Di sisi lain, Pertamina juga akan segera membentuk joint venture (JV) dengan Rosneft yang menjadi mitra Pertamina di proyek kilang Tuban. "Nanti kita membentuk anak usaha, bentuk JV. Contoh dengan Rosneft di Tuban, kami bentuk JV. Tentu kamu beri penyertaaan sebagai modal Pertamina di JV itu,"katanya.
Dengan begitu, Nicke bilang pembangunan infrastruktur kilang hanya akan dimulai di proyek RDMP Balikpapan pada tahun ini. Pertamina memang berencana mengerjakan enam proyek kilang yamg terdiri dari Grass Root Refinery (GRR) Tuban dan Bontang. Selain itu juga ada pembangunan proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan, Cilacap, Dumai dan Balongan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News