Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Pertamina (Persero) berusaha untuk segera memulai proyek-proyek kilang. Salah satunya proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Cilacap.
Corporate Secretary Pertamina, Syahrial Mukhtar menyebut Saudi Aramco sebagai mitra di proyek RDMP Cilacap masih tetap konsisten untuk membangun proyek tersebut bersama Pertamina. Aramco dan Pertamina pun menargetkan bisa segera membentuk perusahaan patungan (joint venture). "Tahun depan pun harus bisa kami mulai,"kata Syahrial pada Senin (17/12).
Syahrial bilang dalam JV tersebut nantinya tidak akan ada perubahan saham. Pertamina tetap memegang saham 55% dan Saudi Aramco sebesar 45%.
Padahal saat ini Pertamina dan Saudi Aramco masih dalam tahap pembahasan terkait spin off aset. Pertamina dan Aramco belum juga sepakat perhitungan aset Pertamina di proyek RDMP Cilacap. "Itu kan normal. Mereka hitung, kami juga hitung. Ini ketemunya di angka berapa yang nanti disepakati,"kata Syahrial.
Proyek RDMP Cilacap ini sudah digagas sejak 2015 dengan ditandatanganinya Heads of Agreement (HOA) antara PT Pertamina (Persero) dengan Saudi Aramco pada November 2015. Proyek ini tadinya ditargetkan rampung pada 2022 namun mundur hingga tahun 2024.
Investasi untuk proyek RDMP CIlacap diperkiraan mencapai US$ 5,5 miliar. Rencananya kapasitas proyek RDMP Cilacap ini akan bertambah menjadi 400.000 barel per hari dengan hasil produk yang memenuhi spesifikasi Euro V, petrokimia dasar (basic petrochemical), dan Group II Base Oil untuk pelumas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News