Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Pertamina (Persero) menyatakan kesiapannya menjadi aggregator gas utama nasional jika ditunjuk oleh pemerintah. Ini dilakukan demi menyiasati kebutuhan gas domestik yang dalam beberapa tahun ke depan yang bakal meningkat.
Direktur Energi Baru dan Terbarukan Pertamina, Yenny Andayani menuturkan, dalam dua hingga tiga tahun ke depan, Pertamina memproyeksikan kebutuhan gas domestik lebih dari 2,5 billion cubic feet of gas per day (BCFD). Karena pasokan gas dari dalam negeri tidak mencukupi, Pertamina pun akan mencari impor sumber-sumber gas dari beberapa negara.
"Ini untuk security of supply dan membantu pemerintah," ujarnya di Kantor Pertamina, Selasa (17/2).
Selain security of supply, Yenny bilang, demi menguatkan posisi Pertamina sebagai aggregator gas, manajemen juga akan membangun sejumlah fasilitas pipa transmisi dan distribusi di beberapa daerah.
Yenny mengungkapkan, pihaknya pun telah menginstruksikan entitas usaha perseroan yakni PT Pertamina Gas (Pertagas) untuk membangun beberapa infrastruktur gas demi menunjang bisnis gas perseroan.
"Sebagai contoh dalam minggu ini Arun regasifikasi akan mendapat pasokan kargo pertamanya dari Tangguh. Nantinya pasokan gas yang sebenarnya punya PLN itu untuk memenuhi kebutuhan Aceh dan Sumatera Utara," tuturnya.
Dari dua strategi tersebut, Pertamina siap ditunjuk menjadi aggregator gas nasional. " Kami akan hadir di semua wilayah yang membutuhkan gas. Saya pikir tidak perlu dipertanyakan lagi mengenai kesiapan Pertamina menjadi aggregator gas nasional," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News