Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. PT Pertamina (Persero) menyatakan kesiapannya untuk menjadi operator lapangan Tuba di Irak. Pertamina sangat berniat untuk menggarap kembali dua blok minyak yang sudah dimiliki kontrak pengembangannya sejak akhir 2002 lalu itu.
Demikian hal tersebut diungkapkan oleh Deputi Direktur Pengembangan Usaha Pertamina Hulu, Gunung Sardjono, Rabu (21/10). "Kami sudah siap menjadi operator apabila diberikan kesempatan untuk mengelola lapangan tersebut oleh pemerintah Irak," ujar Gunung Sardjono.
Menurut Gunung, keputusan Pertamina menjadi operator di blok Tuba, sudah sesuai kebijakan Direksi dan Komisaris (Board of Commissioners and Board of Directors/BOD-BOC) Pertamina. Apalagi, Pertamina mendapatkan dukungan penuh pemerintah untuk mengembangkan kembali blok di Irak tersebut. "Setiap kami punya kesempatan menjadi majority dan operator, kesempatan itu akan kami ambil, asalkan sesuai dengan portofolio dan kapabilitas perusahaan," lanjut Gunung.
Sekedar mengingatkan, pada 9 Juli lalu, Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawan mendampingi Menteri ESDM dan Dirjen Migas bertemu dengan Younis S Sarhan, Perwakilan Pemerintah Irak di Indonesia. Dalam pertemuan itu, Pemerintah Indonesia meminta agar Western Dessert 3 dan Tuba diaktifkan kembali dengan melibatkan Pertamina.
Pertamina menjadi salah satu perusahaan asing yang terkena dampak perang di Irak pada 2003 lalu. Bahkan sampai perang berakhir dan pemerintahan Saddam berganti, nasib blok tuba tersebut masih tidak jelas. Pemerintah dan Pertamina khawatir jika blok itu dialihkan ke kontraktor baru.
Padahal sejak awal 2002 lalu, Direktorat Hulu Pertamina telah mengembangkan kegiatan eksplorasi ke luar negeri, di mana Irak menjadi salah satu negara incaran. Blok Western Dessert 3 terletak 300 kilometer arah Barat Daya Baghdad. Cadangan minyak yang ada di blok tersebut mencapai 3 miliar barel.
Kontrak eksplorasi dan pengembangan blok itu sendiri ditandatangani Pertamina pada 23 April 2002. Kala itu, rencananya, jika Pertamina berhasil menemukan cadangan minyak dalam tiga tahun pertama melalui studi geologi dan seismik senilai US$ 24 Juta, kontrak kerjasama bisa diperpanjang selama dua tahun berikutnya dengan tambahan biaya US$ 16 Juta.
Sementara untuk pengembangan Blok Tuba, Pertamina sama sekali belum mendapat kepastian kontrak dari Pemerintah Irak sejak perseroan mengincarnya pada 1998 lalu. Maklum, setidaknya ada tiga perusahaan asing lain yang mengincar blok yang terletak di Basra tersebut.
Pertamina bersaing dengan Oil Natural Gas Corporation Limited asal India, Algerian Sonatrach Company asal Aljazair, dan Chinese Petroleum Corporation dari China untuk memperebutkan blok yang kala itu telah memproduksi minyak 150.000 barel per hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News