Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah telah memutuskan untuk memberikan tambahan subsidi solar dari Rp 500 per liter menjadi Rp 2.000 per liter. PT Pertamina (Persero) pun tampak pasrah menerima tambahan subsidi tersebut.
VP Corporate Communication Pertamina, Adiatma Sardjito tidak menjelaskan penambahan subsidi tersebut cukup atau tidak untuk menambal selisih harga bahan bakar minyak (BBM) yang selama ini ditanggung Pertamina. Dia hanya menyebut penambahan subsidi solar tersebut termasuk bagian dari penugasan Pertamina.
"Ini bukan bicara cukup tidak cukup. Pertamina jalankan penugasan pemerintah, apalagi kami ikutin kebijakan pemerintah. Kami ikutin pemerintah saja, apa yang diputuskan ini tidak semata-mata bisnis, ini penugasan,"kata Adiatma ke Kontan.co.id pada Rabu (6/6).
Apalagi menurutnya Pertamina merupakan bagian dari pemerintah. Sehingga Pertamina perlu menunaikan penugasan pemerintah.
"Fungsinya Pertamina melakukan penugasan. Tidak bisa lihat dari satu sisi (bisnis). Pertamina dibentuk untuk melaksankan penugasan,"imbuhnya.
Makanya Adiatma bilang penambahan subsidi solar tersebut sudah diperhitungkan pemerintah dengan matang. Pertamina pun akan menerima keputusan tersebut.
"Pemerintah punya perhitungan, perhitungan pemerintah. Contoh gampang penerimaan pemerintah meningkat karena harga minyak naik, tapi tidak tahu berapa naiknya, namun Pemerintah kan lebih luas perhitungannya karena mengkonsolidasikan semua, tidak hanya harga minyak dan politik. Jadi kami ikuti saja pemerintah,"jelas Adiatma.
Lebih lanjut Aditma juga bilang pemerintah juga telah memeprhitungkan agar Pertamina tetap memperoleh laba. Maklum saja, sebagai BUMN, Pertamina diharuskan memperoleh laba usaha.
"Itu sudah jadi concern pemerintah, sudah jadi pembahasan,"pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News