kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pertumbuhan industri manufaktur melaju


Kamis, 02 Februari 2012 / 04:50 WIB
Pertumbuhan industri manufaktur melaju
ILUSTRASI. Dalam sepekan, harga minyak WTI menguat 4,60% harga minyak brent melesat 5,21%.


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Test Test

JAKARTA. Di tengah gejolak krisis Eropa, pertumbuhan industri manufaktur di Indonesia justru meningkat. Data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diumumkan Rabu (1/2) menunjukkan, pertumbuhan industri manufaktur besar dan sedang pada triwulan IV 2011 naik sebesar 6,02% dibandingkan kuartal IV 2010. Sementara untuk 2011, pertumbuhan industri manufaktur naik 5,56% dari tahun 2010.

Pelaksana tugas (Plt) BPS, Suryamin bilang, kenaikan ini disebabkan karena produksi industri logam juga mengalami kenaikan sebesar 16,26%, kendaraan bermotor naik 14,85%, serta industri kimia dan barang-barang dari bahan kimia naik 11,93%.

Sementara yang mengalami penurunan produksi di antaranya karet dan barang dari karet dan serta barang dari pastik, yang turun 8,57%. Sedangkan kayu dan barang-barang dari kayu turun 4,17%, serta mesin dan perlengkapannya turun 3,43%. "Gambarannya secara umum bagus karena dari triwulan ke triwulan naik terus," ujarnya.

Sementara itu, produksi industri manufaktur mikro dan kecil naik 4,54% pada triwulan IV 2011. Selama 2011, industri ini tumbuh 4,71%.

Suryamin mengatakan, pemerintah harus terus mendorong pertumbuhan industri manufaktur mikro dan kecil karena para pelaku usaha di jenis industri ini kebanyakan masyarakat di pedesaan. "Industri mikro dan kecil ini lebih banyak kaitannya dengan penggunaan bahan baku dalam negeri," tambahnya.

Adapun jenis industri yang mengalami pertumbuhan produksi tertinggi pada triwulan IV 2012 adalah industri barang logam bukan mesin dan peralatannya yang naik 14,5%, industri logam dasar naik 12,22%, industri karet dan barang karet naik 12,5%. "Kalau yang turun itu pengolahan tembakau, pakaian jadi, dan tekstil," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×