kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Perubahan iklim berdampak ke sektor pertanian


Rabu, 22 Juni 2016 / 19:19 WIB
Perubahan iklim berdampak ke sektor pertanian


Sumber: Antara | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyatakan perubahan iklim yang terjadi dalam kurun waktu belakangan telah amat memengaruhi sektor pertanian.

"Dampaknya jelas ke sektor pertanian, ketersediaan air, 'livelihood' (mata pencaharian), atau secara garis besarnya memang mengarah ke pembangunan nasional," kata Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim KLHK Nur Masripatin dalam diskusi di Jakarta, Rabu (22/6).

Hadir dalam diskusi tersebut Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Andi Eka Sakya, Direktur Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hayati KLHK Ruanda Sugardiman, serta Penasihat Senior Menteri LHK Imam Prasojo dan Suryo Adiwibowo.

Nur menjelaskan, lantaran pengaruh perubahan iklim yang signifikan, ia menilai diperlukan perubahan pola perencanaan pembangunan dengan pertimbangan risiko iklim.

Perubahan pola perencanaan itu juga harus dilakukan sejalan dengan modernisasi lembaga informasi iklim dan cuaca, atau di Indonesia berada di bawah BMKG.

"Perubahan iklim itu butuh keakuratan data sehingga perencanaan pembangunan nantinya akan dilakukan sejalan dengan perubahan iklim itu," ujarnya.

Nur menambahkan, saat ini KLHK telah membangun sistem informasi data indeks kerentanan Sinergi Sistem Inventarisasi Data Indeks Kerentanan (SIDIK) dan data Indeks Risiko Bencana (IRB).

"Tapi karena adaptasi perubahan iklim ini baru, datanya masih indikatif. Kami bangun sistem ini untuk mengetahui daerah mana di Indonesia yang paling rentan," ucapnya.

Meski belum sempurna karena memerlukan validasi data dari wilayah setempat untuk kajian kerentanannya, diharapkan sistem tersebut bisa membantu perencanaan pembangunan wilayah dalam melakukan adaptasi perubahan iklim.

Dampaknya di masa depan, lanjut Nur, akan dapat membantu daerah memetakan kerentanan di wilayah mereka sehingga dapat fokus ke sejumlah sektor yang tidak rentan.

"Untuk saat ini belum sampai ke sektor-sektor tertentu karena datanya masih data nasional. Tapi kalau sudah ada data dari pemda, tentu bisa bantu daerah agar, misalnya, fokus di sektor pertanian yang tidak rentan, atau sebagainya," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×