Sumber: Antara | Editor: Dikky Setiawan
MEDAN. Perum Bulog terus melakukan impor daging sapi beku atau "secondary cut" untuk menurunkan harga kebutuhan itu di dalam negeri sampai Rp 80.000 per kg dari harga saat ini yang masih di atas Rp 100.000 per kg.
"Impor daging sudah ada sebanyak 2.500 ton dari rencana impor 2O.000 ton," ujar Direktur Pengadaan Perum Bulog, Wahyu di Deliserdang Sumut, Senin (25/7).
Dia mengatakan hal itu saat ikut mendampingi Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman pada panen dan tanam padi di Desa Cinta Damai, Percut Sei Tuan, Deliserdang, Sumut.
Menurut Wahyu, daging beku itu tetap akan digelontorkan ke tengah masyarakat dengan harga Rp 80.000 per kg.
Langkah itu sesuai keinginan Presiden Joko Widodo agar harga daging di pasar dalam negeri di kisaran Rp80.000 per kg.
Dia menjelaskan, keinginan agar harga daging Rp 80.000 per kg itu mengacu pada harga di luar negeri yang di bawah Rp 80.000 per kg atau jauh di bawah harga di dalam negeri yang di atas Rp 100.000 per kg.
"Jadi sebenarnya impor daging bukan hanya untuk menghadapi Ramadhan dan Lebaran, tetapi juga sehari-hari hingga harga daging bisa turun menjadi Rp 80.000 per kg," katanya.
Menurut dia, karena Bulog yang dipercaya mengimpor dan melepas daging ke pasar, maka pihaknya sudah melakukannya.
Wahyu mengakui pelepasan daging sapi beku impor itu sudah dilakukan di hampir semua provinsi.
Namun, katanya, belum semua daerah mendapatkan alokasi sesuai kuotanya karena memang masuknya bertahap.
Sementara Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan impor daging "secondary cut" itu juga dilakukan pemerintah untuk kepentingan rakyat.
"Selisih harga daging di luar negeri dan dalam negeri cukup besar walau sudah ada impor sapi bakalan yang sebelumnya diharapkan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan dan menekan harga jual di pasar," kata Amran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News