Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan Kawasan Industri mengaku tidak mudah untuk menambah lahan baru. Saat ini demand terhadap kawasan industri masih sangat tinggi, namun ketersediaan lahan juga tak banyak oleh karena itu banyak perusahaan yang bergerak di Kawasan Industri mulai membangun kawasan baru.
Rudy Subrata, General Manager PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) menjelaskan bahwa tak mudah untuk melakukan akuisisi lahan baru. Oleh karena itu, pemilik Jababeka dan Kawasan Industri Kendal tersebut berharap pemerintah mempermudah regulasi terkait akuisisi lahan.
"Masyarakat tau berapa harga tanah mereka, mereka nego harga tinggi. Jadi butuh campur tangan pemerintah untuk membuat akuisisi lahan lebih mudah, problem yang ada saat ini itu di akuisisi lahan," ujarnya di Jakarta, Rabu (31/7)
Padahal menurutnya, pertumbuhan Kawasan Industri juga memiliki dampak ekonomi kepada masyarakat setempat. Khususnya dalam penyediaan lapangan kerja baru, hanya saja sejauh ini akuisisi lahan masih cukup sulit dilakukan.?
?PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) juga melihat problem serupa. Perusahaan ini sudah menyiapkan Rp 600 miliar untuk mengakuisisi 100 hektare lahan baru tahun ini, namun realisasinya belum optimal. Manajemen menyampaikan bahwa banyak tantangan yang mesti dihadapi pengembang kawasan industri.
"Negosiasinya tidak mudah, kalau pun harganya cocok kita juga butuh waktu untuk pengembangannya. Kemudian bagaimana menjualnya kepada industri itu sendiri," ujar Wijaya Surya, Direktur BEST.
Sementara itu, Prithu Srivastava, Managing Director DHL Supply Chain Indonesia menjelaskan selain masalah akses, ekspektasi harga lahan menjadi problem tersendiri di Indonesia. DHL sendiri saat ini melirik beberapa lokasi pergudangan baik di Jawa maupun Luar Jawa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News