kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.491.000   8.000   0,32%
  • USD/IDR 16.757   21,00   0,13%
  • IDX 8.610   -8,64   -0,10%
  • KOMPAS100 1.188   4,72   0,40%
  • LQ45 854   1,82   0,21%
  • ISSI 307   0,26   0,08%
  • IDX30 439   -0,89   -0,20%
  • IDXHIDIV20 511   -0,15   -0,03%
  • IDX80 133   0,33   0,25%
  • IDXV30 138   0,47   0,34%
  • IDXQ30 140   -0,47   -0,33%

Perusahaan Makanan Harus Komitmen Beli Kakao Indonesia


Jumat, 14 Mei 2010 / 10:06 WIB
Perusahaan Makanan Harus Komitmen Beli Kakao Indonesia


Reporter: Amailia Putri Hasniawati |

JAKARTA. Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (PPHP) Kementerian Zaenal Bachruddin mendesak perusahaan makanan yang menjadi mitra lembaga sertifikasi berkomitmen membeli kakao asal Indonesia.

"Jadi, ketika petani panen, sudah ada yang siap menampung kakao mereka," kata Zaenal.

Walaupun ada kemungkinan petani kakao akan kesulitan memenuhi persyaratan sertifikasi, toh anggota Gabungan Petani Perkebunan Indonesia (Gapperindo) Sandra Harris menyambut baik rencana sertifikasi ini.

Menurut Harris, petani Indonesia sudah memenuhi separuh dari kriteria yang ditetapkan. Cuma, ia bilang, petani masih kesulitan biaya.

Bersama UTZ Certified, Rainforest Alliance, dan Pusat Penelitian Kakao dan Kopi Indonesia, pemerintah membentuk forum sertifikasi nasional untuk kakao alias National Refence Group on Cocoa untuk menelurkan kriteria sertifikasi kakao.

Catatan saja, UTZ Certified adalah perusahaan sertifikasi internasional yang menerbitkan sertifikasi untuk teh, kopi, kakao dan CPO. Khusus kakao, mereka bermitra dengan sejumlah produsen makanan dunia, seperti Nestle SA, Kraft, Cargill Cocoa & Chocolate termasuk Mars, induk usaha PT Mars Sybioscience Indonesia. Adapun Rainforest Alliance adalah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) penggiat perlindungan hutan dan keanekaragaman hayati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×