kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Petani binaan Asian Agri raih sertifikat RSPO


Kamis, 14 November 2013 / 17:40 WIB
Petani binaan Asian Agri raih sertifikat RSPO
ILUSTRASI. Stasiun pengumpul batu bara milik PT Kaltim Prima Coal (KPC) di Sangatta, Kalimantan Timur. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Industri sawit di tanah air dinilai sudah memenuhi standar internasional yang mengharuskan pengelolaan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Hal ini setidaknya bisa dilihat dari diraihnya sertifikasi dari Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) oleh Asosiasi Petani Sawit Swadaya Amanah yang merupakan kelompok petani sawit binaan Asian Agri di Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau.

Sertifikat RSPO tersebut diraih dalam acara Pertemuan Tahunan ke-11 RSPO yang dihadiri 680 peserta dari 30 negara.

Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia Derom Bangun mengatakan, diadakannya pertemuan tahunan RSPO di Medan dan termasuk ikutnya Asian Agri berpameran di acara itu, menunjukkan keseriusan Indonesia untuk mewujudkan sawit berkelangsungan. 

"Asian Agri merupakan satu-satnya perusahaan perkebunan di Indonesia dan dunia yang berpameran di acara itu. Ini menunjukkan keterbukaan perusahaan itu termasuk untuk dikritik," ujar Derom dalam keterangannya, Kamis (14/11).

Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi menuturkan, masyarakat, pengusaha dan Pemerintah merasakan bahwa sawit memiliki peran penting dalam peningkatan perekonomian. Dengan begitu, berbagai hambatan yang menimpa usaha itu terus diupayakan ditekan bahkan dihilangkan.

"Peraihan CRSPO (sertifikat RSPO) membanggakan karena menunjukkan keseriusan masyarakat, pengusaha dan pemerintah Indonesia dalam mewujudkan sawit berkelanjutan," ujarnya.

Sebagai negara produsen dan bahan produsen terbesar sawit, Indonesia tentunya semakin ingin diakui di pasar internasional. Hal itu sudah ditunjukkan melalui berbagai upaya seperti peraihan CSPO termasuk oleh petani swadaya yakni Asosiasi Petani Sawit Swadaya Amanah.

Direktur RSPO Indonesia Desi Kusumadewi mengakui, Asosiasi Petani Sawit Swadaya Amanah masih menjadi satu-satunya yang meraih sertifikat RSPO di Indonesia dan kedua di dunia setelah petani di Thailand juga sudah meraih sertifikat serupa.

"Sampai sekarangpun belum ada petani swadaya lain yang mengajukan untuk dianalisis atau diaudit  untuk kepentingan CRSPO itu," ujarnya.

Sementara itu, General Manager Asian Agri, Freedy Wijaya menegaskan, perusahaan itu berupaya bisa mendapatkan sertifikasi RSPO untuk kebun petani plasma mitra binaan seluas 60.000 hektare dari dewasa ini yang masih hampir 25 ribuan hektare.

"Sebagai pelopor petani plasma sawit di Indonesia, manajemen ingin perusahanaan dan petani binaan maju secara bersama-sama," kata Freedy.

Ketua Asosiasi Petani Swadaya Amanah Sunarno sendiri mengaku bangga bisa meraih sertifikat RSPO itu. “Diraihnya sertifikat RSPO itu tidak terlepas dari dukungan Asian Agri, sebagai perusahaan yang membina petani khususnya dalam menampung buah sawit petani sejak kelompok itu dibentuk kecil-kecilan pada tahun 2002 dan menjadi asosiasi sejak 2012, pemerintah dan berbagai jarajaran terkait lainnya," tuturnya.

Penilaian untuk sertfikat sendiri meliputi 149 kriteria yang merupakan pengembangan delapan prinsip RSPO yakni transparansi, Undang-Undang atau ketaatan pada hukum, ekonomi, praktik yang baik, tanggungjawab lingkungan, sosial, High Consevation Value atau nilai konservasi tinggi serta perbaikan terus menerus yang berhasil dipenuhi Amanah, sungguh membanggakan.

Ia menjelaskan, asosiasi itu yang terdiri dari 349 petani memiliki lahan  seluas 763 hektare di tiga desa yakni Trimulya Jaya, Bukit Jaya dan Air Mas di Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan, Riau.

Keberhasilan meraih sertifikat RSPO itu mendorong Amanah untuk mengembangkan kelompok usaha yang juga berpotensi mengantongi sertifikasi.

"Memenuhi standar dan disusul mengantongi Sertifikat RSPO diakui menaikkan  gengsi asosiasi," tandasnya.

Head Plasma Asian Agri Pengarapen Gurusinga menuturkan, sebagai perusahaan sawit yang sudah mengantongi sertifikat RSPO, pihaknya juga ingin membeli buah sawit dari petani yang juga sudah terakreditasi.

Alasan itulah yang mendorong perusahaan untuk mendukung penuh Amanah mendapatkan sertifiksi. "Kebanggan Amanah mendapatkan sertifkat RSPO itu juga dirasakan Asian Agri karena itu menunjukkan keseriusan Asian Agri dalam mendukung sawit berkelanjutan seperti yang disepakati internasional," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×