kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.205   64,04   0,90%
  • KOMPAS100 1.107   12,22   1,12%
  • LQ45 878   12,25   1,41%
  • ISSI 221   1,22   0,55%
  • IDX30 449   6,60   1,49%
  • IDXHIDIV20 540   5,96   1,12%
  • IDX80 127   1,50   1,19%
  • IDXV30 135   0,68   0,51%
  • IDXQ30 149   1,81   1,23%

Petrokimia Gresik merintis smelter baru tembaga


Jumat, 15 November 2013 / 07:11 WIB
Petrokimia Gresik merintis smelter baru tembaga
ILUSTRASI. Menjadi karyawan kontrak, sebaiknya menyiapkan dana darurat dan asuransi kesehatan sedini mungkin. KONTAN/Muradi/2016/06/30


Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Petrokimia Gresik (PKG) menyatakan telah menyiapkan areal lahan untuk lokasi pabrik seluas 30 hektare (ha) untuk investor yang ingin membangun smelter. PKG akan menjadi pemegang saham di perusahaan smelter tembaga itu. Saat ini, sudah ada dua investor lokal yang berminat.

Hidayat Nyakman, Direktur Utama Petrokimia Gresik menyatakan, PKG membutuhkan produk asam sulfat yang merupakan produk sampingan dari smelter tembaga. "Kami hanya menyediakan satu lokasi, sehingga siapa dari kedua perusahaan yang siap, itulah yang bisa kami tetapkan sebagai mitra kerjasama," kata dia, di sela-sela seminar Interdependensi antara Industri Hulu Pertambangan dengan Industri Hilir Manufaktur, Kamis (14/11).

Menurut Hidayat, untuk memproduksi pupuk 5 juta ton per tahun, Petrokimia Gresik membutuhkan asam sulfat sekitar 1,7 juta ton sebagai bahan baku. Kebutuhan tersebut diperoleh dengan memproduksi sendiri sebanyak 550.000 ton, disuplai dari PT Smelting Gresik sebanyak 980.000 ton, dan sisanya didapat secara impor.

Menurut Hidayat, mengingat kebutuhan pangan sekaligus pupuk di dalam negeri terus meningkat, pihaknya berencana meningkatkan kapasitas produksi hingga dua kali. "PT Smelting sekarang hanya dapat mengolah sepertiga pasokan konsentrat tembaga dari PT Freeport Indonesia dan PT Newmont Nusa Tenggara, sehingga masih terbuka peluang menerima bahan baku asam sulfat lewat smelter baru," kata dia.

Petrokimia Gresik telah meminta kedua calon investor tersebut untuk segera merampungkan studi kelayakan atawa feasibility study (FS). Dengan demikian, kerjasama antara investor dan Petrokimia berupa kegiatan konstruksi dapat segera digelar pada tahun 2014.

Hidayat mengungkapkan, selain menyediakan lahan untuk investor, pihaknya juga akan ikut serta dalam kepemilikan saham di perusahaan smelter tersebut. "Kepemilikan saham untuk mengamankan bahan baku," katanya

Smelting bisa tutup

Makoto Miki, Presiden Direktur PT Smelting Gresik menegaskan, pelaksanaan hilirisasi yang diatur dalam Permen ESDM Nomor 20/2013 akan mengancam keberlangsungan kegiatan operasional, bahkan hingga berakibat penutupan kegiatan operasionalnya. "Jika larangan ekspor mineral mentah tetap diberlakukan, kami akan kehilangan pendapatan sekitar 40% dari total penjualan," kata dia.

Sekadar mengingatkan, Smelting Gresik menghasilkan produk utama berupa tembaga batangan (copper cathode) dan produk sampingan berupa anode slime, gypsum, copper slag, dan copper telluride. Smelting menghasilkan anode slime yang merupakan bahan baku produk emas dan perak sebanyak 11.000 ton hingga 18.000 ton per tahun.

Berdasarkan aturan pemerintah, produk milik Smelting yang boleh dijual ke luar negeri hanyalah copper cathode. Sedangkan kegiatan ekspor anode slime sudah tidak diperkenankan karena tidak sesuai dengan batasan kadar minimum. Perusahaan ini sebagaian besar megekspor anode slime ke Jepang.

Menurut Miki, pihaknya telah melaporkan potensi dampak kebijakan ini kepada kementerian lintas sektoral. "Namun, hingga sekarang belum ada solusi yang signifikan dari pemerintah, sehingga mulai November ini, kami akan mengurangi kegiatan produksi," ujar dia.

Miki menjelaskan, pihaknya tidak bisa memasok anode slime ke dalam negeri seperti PT Aneka Tambang Tbk lantaran spesifikasi mesin yang berbeda. "Apabila Freeport dan Newmont menghentikan pasokan ke kami, kami juga tidak bisa menggantikan bahan baku konsentrat dari impor," tandas Miki.       


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×