Reporter: Maria Rosita | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Jika diakumulasi, libur Lebaran tahun ini cukup panjang. Yaitu lebih dari sepekan yang dimulai Sabtu (27/8) sampai Minggu (4/9). Kondisi ini jelas dilirik pengusaha hotel, khususnya daerah wisata. Sekretaris Jenderal Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Carla Parengkuan, menaksir tingkat keterisian atawa okupansi hotel di daerah wisata akan mengalami kenaikan. Sebaliknya, tingkat okupansi di Jakarta akan melorot.
PHRI mencatat, pada Juli lalu, okupansi hotel di Bali dan Yogya masing-masing sekitar 78% dan 58%. Selanjutnya Bandung, Lombok, dan DKI Jakarta, 75%; 55%; dan 65%. Carla meramalkan, okupansi hotel di Pulau Dewata saat Idul Fitri mencapai 90%.
"Bandung bisa 85%, Lombok naik sedikit menjadi 58%, sedangkan Jakarta turun jadi 45%," papar Carla kepada KONTAN, Selasa (16/8).
Menurut Carla, peningkatan pesat okupansi hotel di Bali dan Bandung karena liburan cukup panjang. Masyarakat, khususnya pekerja, cenderung memilih menghabiskan kegiatan di luar kota. Sementara hotel di Ibu Kota mengalami penurunan okupansi karena minimnya kegiatan perusahaan ataupun direksi-direksi.
"Jakarta turun jauh. Soalnya tidak ada meeting ataupun kegiatan konvensi saat libur Lebaran," jelas Carla.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News