Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wakil Ketua Umum Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Rainier H Daulay mengatakan pihaknya belum bisa menjamin pelonggaran PSBB dalam masa transisi new normal otomatis menghidupkan permintaan kamar hotel serta minat masyarakat untuk kembali berwisata.
Pendiri sekaligus pemilik Rhadana Group ini mengatakan setidaknya sampai akhir tahun 2020, industri perhotelan masih akan kesulitan memenuhi target tingkat okupansi kamar hotel.
"Kami tentu menyambut baik pelonggaran PSBB dan pembukaan daerah wisata secara bertahap. Dengan tujuan menjaga keselamatan, tentu memerlukan protokol kesehatan yang ketat. Namun, mungkin ini masih akan menjadi keengganan masyarakat untuk bepergian. Tentu hal tersebut bisa dipahami," kata Rainier kepada Kontan.co.id, Minggu (21/6).
Baca Juga: Danau Toba dibuka untuk kunjungan turis asing di akhir 2020
Dia menambahkan, sebelum pandemi, industri perhotelan di kawasan wisata sudah mulai berat karena persaingan yang ketat. Pandemi Covid-19, membuat arena bertahan semakin sempit karena sebagian besar usaha perhotelan, baik yang sudah besar maupun pemula, terpaksa menutup sementara atau permanen usahanya.
Tak hanya itu, bagi hotel yang masih membuka operasionalnya pun tetap mengeluarkan biaya walau jumlah tamu yang berkurang. Pengusaha juga perlu menambahkan biaya-biaya yang berhubungan dengan kesehatan. Mulai dari pengadaan APD bagi karyawan, skema pemeriksaan suhu tubuh bagi pengunjung dan karyawan, hingga menyediakan masker dan hand sanitizer.
"Kebutuhan tersebut tentu bisa menambah ongkos operasional. Mau tidak mau, harga kamar seharusnya naik dari sebelumnya," lanjut dia.
Baca Juga: Efek Korona, Pendapatan Daerah Terdampak Parah