kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.280   0,00   0,00%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

PLN Teken Kerjasama Kredit Untuk Biayai PLTU


Rabu, 14 Oktober 2009 / 16:27 WIB
PLN Teken Kerjasama Kredit Untuk Biayai PLTU


Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Manajemen PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), mengaku, dana yang dibutuhkan untuk menggarap lima proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) 10.000 mega watt mencapai sekitar US$ 450 juta dan Rp 2 triliun.

Demikian diungkapkan oleh Direktur Utama PLN Fahmi Muhtar, Rabu (14/10). "Sumber pendanaan akan berasal dari partner lokal seperti bank BUMN dan asosiasi bank daerah. Mereka sudah berminat dan mungkin akan konsorsium," ujar Fahmi.

Fahmi merinci, lima proyek PLTU yang membutuhkan pendanaan itu, yakni PLTU Tanjung Awar-awar sebesar US$ 371 juta dan Rp 1,1 triliun, PLTU Tanjung Balai Karimun (US$ 7 juta dan Rp 71 miliar), PLTU Bengkalis (US$ 8 juta dan Rp 132 miliar), PLTU Riau Selat Panjang (US$ 9 juta dan Rp 111 miliar), serta PLTU Parit Baru (US$ 62 juta dan Rp 300 miliar). "Semuanya ada di luar jawa, kecuali untuk Tanjung awar-awar ada di Cilacap," terang Fahmi.

Untuk keperluan pendanaan proyek tersebut, PLN menjaring sejumlah kreditor. Di antaranya, hari ini (14/10) PLN menandatangani kesepakatan perjanjian pinjaman untuk proyek percepatan 10.000 mw tahap I.

Beberapa perjanjian pinjaman yang dilakukan PLN, antara lain, dengan konsorsium bank plat merah (Bank BRI, Mandiri dan BNI). Perjanjian pinjaman dengan konsorsium bank plat merah ini untuk proyek PLTU Tarahan Lampung dan PLTU Pangkalan Susu sumut. "Nilainya sekitar US$ 119 juta dengan tenor 10 tahun," ungkap Fahmi.

Sebelumnya, untuk pembangunan proyek PLTU Tarahan, PLN sudah menandatangani pinjaman dalam bentuk rupiah dengan bank Mega sebesar Rp 460 miliar.

Sedangkan untuk PLTU Pangkalan Susu Sumatera Utara, sindikasi bank BUMN sepakat mengucurkan dana kredit sebesar US$ 209 juta. Untuk proyek ini, sebelumnya PLN juga sudah mendapatkan pinjaman rupiah dari bank Mega sebesar Rp 781 miliar.

Selain dengan bank BUMN, PLN juga akan menandatangani pinjaman kredit dengan bank pembangunan China (ICBC). Dana itu akan digunakan untuk pembangunan PLTU Teluk Sirih, Sumatera Barat. Proyek PLTU Teluk Sirih ini memiliki kapasitas 2x112 mw. Total uang yang akan dipinjam adalah US$ 138 juta untuk jangka waktu 13 tahun.

Sebelumnya, untuk proyek PLTU Teluk Sirih ini, PLN sudah melakukan kesepakatan dengan asosiasi bank daerah sebesar Rp 521 miliar. Selain untuk proyek PLTU Teluk Sirih, PLN juga meminjam dana dari ICBC untuk proyek PLTU Adipala Suprecritical berkapasitas 1x660 MW. "Nilainya equivalen US$ 625 juta untuk masa 13 tahun," imbuh Fahmi.

Dengan perjanjian kerjasama tersebut, PLN telah mendapatkan pendanaan sebesar US$ 4,472 miliar dan Rp 19 triliun. Rinciannya, untuk proyek di Pulau Jawa sebesar US$ 3,456 miliar dan Rp 13,3 triliun. Sedangkan untuk proyek di luar Pulau Jawa mencapai US$ 1,016 miliar dan Rp 5,7 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×