kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PLN Terapkan Bali Eco Smart Grid Untuk Mendukung Penggunaan Energi Surya


Jumat, 09 Juli 2021 / 21:00 WIB
PLN Terapkan Bali Eco Smart Grid Untuk Mendukung Penggunaan Energi Surya
ILUSTRASI. Kontan - PLN Kilas Industri Online


Reporter: Tim KONTAN | Editor: Ridwal Prima Gozal

KONTAN.CO.ID - Dalam rangka menjaga keandalan dan stabilitas suplai tenaga listrik, peningkatan efisiensi energi, pengurangan emisi CO2 di Pulau Bali, PT PLN (Persero) meluncurkan program Bali Eco Smart Grid.

Konsep Smart Grid ini merupakan sistem jaringan listrik yang secara cerdas mampu mengintegrasikan aksi-aksi dari seluruh komponen yang tersambung di dalamnya, mulai dari pembangkit, perangkat transmisi, distribusi, hingga konsumen sehingga dapat menghantarkan listrik dengan lebih efisien, berkelanjutan, ekonomis, aman, dan dengan keandalan yang tinggi.

I Wayan Udayana, General Manager (GM) PLN Unit Induk Distribusi (UID) Bali, mengatakan, selain memanfaatkan atap bangunan untuk dipasang panel surya atau photovoltaic (PV), PLN juga melakukan langkah-langkah lain, seperti kerja sama dengan pemerintah daerah maupun pengembang yang ingin membangun pembangkit energi baru dan terbarukan (EBT). Ini untuk mendukung penerapan Peraturan Gubernur Bali No 45 Tahun 2019 tentang Penggunaan Energi Bersih.

Bali memiliki potensi ketersediaan energi baru dan terbarukan (EBT) cukup melimpah, mulai dari tenaga panas bumi, air, sampah, matahari, hingga arus laut.

EBT yang bersumber dari tenaga panas bumi antara lain berlokasi di Banyuwedang, Seririt, Batukaru, Penebel, Buyan dan Bratan, serta Kintamani sebesar 65 MW. Kemudian tenaga air sebesar 30 MW, tenaga surya 100 MWp, tenaga sampah 15 MW, tenaga angin 30 MW, dan tenaga arus laut sebesar 12 MW.

Kontan - PLN Kilas Industri Online

Dengan adanya pilihan dari pembangkit terutama yang terbarukan, melalui Smart Grid ini memungkinkan pembangkit-pembangkit terbarukan masuk ke dalam sistem secara on grid.

"Sehingga pilihan pembangkit lebih beragam dan konsumen dimungkinkan untuk membangkitkan listriknya sendiri, misalnya dengan menggunakan PV Rooftop dan terjadi proses transaksi saling mengisi secara offset,” ujar Wayan Udayana.

Saat ini, total bauran energi EBT terhadap seluruh sumber energi listrik lainnya mencapai 0,12 persen di Bali.

“Kami berupaya agar angka ini dapat meningkat di tahun-tahun mendatang untuk mencapai 23% pada bauran energi di tahun 2025 sesuai dengan Rencana Umum Energi Nasional yang telah ditetapkan,” kata Wayan Udayana.

Salah satu upaya untuk mempercepat peningkatan bauran energi ini adalah dengan menggunakan PV di atap-atap bangunan, termasuk kantor-kantor PLN.

“Menurut data kami, total pelanggan PLTS atap di Bali, baik yang on grid (tersambung ke jaringan PLN) maupun tidak, saat ini sebanyak 128 pelanggan dengan total kapasitas 1.514.447 Wp, dan kami yakini jumlah ini akan bertambah,” ungkapnya.

Meski pun menggunakan PLTS, PLN tetap harus menyiapkan cadangan daya dari pembangkit lain atau menyiapkan sistem penyimpanan (storage) untuk memastikan keandalan listrik tetap terjaga. Sebab, PLTS merupakan pembangkit intermiten atau tidak stabil di mana hanya menghasilkan listrik ketika ada panas matahari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×