kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Polytama Bidik 20% Pasar Petrokimia


Selasa, 17 September 2013 / 07:20 WIB
Polytama Bidik 20% Pasar Petrokimia
ILUSTRASI. 4 Tips Pernikahan Sehat


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

JAKARTA. Setelah beroperasi kembali pada awal tahun ini, produsen petrokimia PT Polytama Propindo kini mulai optimistis memasang target bisnisnya. Dalam beberapa tahun ke depan, anak usaha PT Tuban Petrochemical Industries ini bakal membidik 20% pangsa pasar petrokimia nasional.

Direktur Utama PT Polytama Propindo Didik Susilo menuturkan, sejak Februari 2013, pabrik milik perusahaan yang berlokasi di Balongan, Indramayu, Jawa Barat ini, mulai aktif berproduksi. Pabrik ini memiliki kapasitas terpasang 240.000 ton polipropilena per tahun. "Dengan kapasitas ini, kami yakin bisa meraih pangsa pasar hingga 20%," jelasnya, Senin (16/9).

Catatan saja, saat ini, kebutuhan polipropilena di pasar domestik sekitar satu juta metrik ton per tahun. Sementara itu, pasokan polipropilena dari industri domestik hanya sekitar 800.000 metrik ton per tahun yang dipasok oleh tiga produsen lokal, yakni PT Chandra Asri Petrochemical Tbk, PT Polytama Propindo, dan PT Pertamina.

Untuk memaksimalkan kapasitas produksi perusahaan, Didik bilang, Polytama akan menambah unit extruder alias mesin curah yang berfungsi melelehkan plastik. Untuk merealisasikan rencana ini, perusahaan itu membutuhkan dana sekitar US$ 8 juta.

Selain mengoptimalkan kapasitas produksi pabrik, Po-lytama juga melakukan berbagai langkah, seperti efisiensi biaya energi untuk menekan ongkos produksi. Didik berharap, langkah efisiensi bisa menekan biaya produksi hingga 50% atau setidaknya menghemat sekitar Rp 12 miliar per bulan.

Kini Polytama tengah memasang teknologi penghematan energi untuk fasilitas boiler milik perusahaan. Harapannya, teknologi ini mulai bisa dinikmati hasilnya pada bulan depan. Didik bilang, perusahaan juga meminta kepastian pasokan bahan baku dari Pertamina.

Dengan berbagai strategi yang dilakukan, Didik berharap Polytama sudah bisa beroperasi sendiri dengan normal pada akhir tahun ini. Saat ini, Polytama masih mengoperasikan pabriknya bekerjasama dengan PT Bukitmega Mas Abadi menggunakan sistem maklon.

Catatan saja, Polytama sempat mengalami berbagai tantangan yang mengakibatkan produksinya terhenti. Fluktuasi tajam harga minyak mentah dunia pada tahun 2008 membuat Polytama merugi sekitar US$ 20 juta - US$ 21 juta di periode 2009 dan 2010. Kondisi ini memaksa perusahaan menghentikan produksi selama dua tahun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×