kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Polytron menghitung rencana kenaikan harga


Senin, 09 Maret 2015 / 20:48 WIB
Polytron menghitung rencana kenaikan harga
ILUSTRASI. Nasi uduk Betawi yang super pulen dan wangi (youtube/ika mardatillah)


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. PT Hartono Istana Teknologi berencana menaikkan harga jika nilai tukar rupiah terus merosot terhadap dollar AS. Pemilik brand Polytron ini masih mengimpor sejumlah komponen untuk barang-barang elektronik produksinya sehingga terpengaruhi pergerakan kurs.

"Akan kami lihat lagi kondisi dua bulan kedepan, kemungkinan ada kenaikan harga," tambah Santo Kadarusman, Public Relations and Marketing Event Manager Polytron, kepada KONTAN, (9/3).

Perusahaan memiliki kebijakan dan dasar perhitungan tertentu untuk kenaikan harga. Namun, jika melihat kondisi sebelumnya, kenaikan harga yang dilakukan sebesar 3% hingga 10%.

Kenaikan harga mendatang akan tergantung dari tingkat harga komponen yang harus diimpor. Tidak semua produk juga akan mengalami kenaikan harga karena banyak juga produknya yang mengandalkan komponen dalam negeri.

Contoh, produk televisi Polytron. Pasalnya, untuk produk ini sudah banyak menggunakan komponen dalam negeri. Andai pun ada kenaikan, konsumen tetap ditawarkan kemudahan, misalnya dengan tawaran skema bundling. "Misalnya, setiap beli TV bisa dapat dvd player," ujar Santo.

Nah, produk yang kemungkinan bakal naik antara adalah smartphone Polytron. Pasalnya. Produk ini masih banyak menggunakan komponen yang harus diimpor, khususnya untuk bagian PCB smartphone tersebut.

Polytron saat ini menggunakan 36% komponen lokal dalam smartphonenya. Mendatang, perusahaan akan memenuhi atruan pemerintah terkait tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) untuk produk smartphone yaitu 40%.

Nah, sisa 60% inilah yang menjadi pertimbangan perseroan untuk mengkerek harga. Pasalnya, dari porsi 60% ada bagian dari komponen seperti PCB yang memang masih harus diimpor. "Tentunya, kami lakukan perhitungannya lebih dulu sebelum barang dengan harga baru itu didistribusikan" pungkas Santo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×