kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

PP Properti andalkan Gunung Putri Square


Kamis, 20 Agustus 2015 / 17:17 WIB
PP Properti andalkan Gunung Putri Square


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Adi Wikanto

BOGOR. Gunung Putri Square menjadi salah satu andalan PT PP Properti untuk mendongkrak kinerja.

Manajemen optimistis proyek tersebut bisa diserap pasar dalam waktu singkat.

"Untuk tower kedua, targetnya sebesar 60% dari total unit yang ditawarkan bisa terjual," ujar Taufik Hidayat, Direktur Utama PP Properti, (20/8).

Catatan saja, Gunung Putri Square terdiri dari dua unit tower apartemen yang dibangun di atas lahan seluas 2,1 hektare (ha).

Satu tower memiliki ketinggian 30 lantai. Total ada 1.736 unit dengan dua tipe kamar, yakni tipe 21 dan 24.

Tower pertama ditargetkan akan tuntas pengerjaannya pada 2016. Sementara, tahun berikutnya menjadi target tower kedua.

Saat ini, tower dengan jumlah 896 unit sudah habis terjual dan tower kedua sudah mulai dipasarkan.

Taufik bilang, meski baru saja mulai dipasarkan, namun sudah ada 44 unit yang laku terjual.

"Sesuai kebijakan kami, konstruksinya akan dimulai jika penjualan sudah mencapai 60%," imbuhnya.

Manajemen optimistis target penjualan tersebut bakal tercapai.

Pasalnya, harga yang ditawarkan terbilang murah, Rp 200 jutaan. Artinya, hunian tersebut menyasar segmen menengah kebawah.

Saat ini, makro ekonomi Indonesia memang sedang kurang stabil.

Tapi, pada kondisi dan situasi tertentu, hal ini tidak menyurutkan minat konsumen di segmen itu untuk memiliki rumah. Permintaannya masih tetap besar.

Hal ini didukung dengan lokasi proyek PP Properti yang sebagian besar tidak berada di tengah Jakarta, melainkan di daerah lain yang menjadi daerah penunjang Jakarta, tapi juga lokasi proyeknya strategis. Menurut Taufik, hal ini menjadi nilai lebih, apalagi untuk harga tanah yang masih murah.

"Lagipula, selain dari kondisi ekonomi juga ada beberapa kebijakan yang menekan industri properti, tapi itu justru untuk properti premium. Kebijakan pajak properti mewah yang kategorinya diturunkan dari Rp 10 miliar dari Rp 5 miliar salah satunya," tutur Taufik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×