Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT PP Properti Tbk merajut kongsi bisnis. Belum lama mengantongi kerjasama dengan PT Aryan Indonesia dalam proyek taman hiburan Kidzania Surabaya, Jumat (24/3), perusahaan ini mengumumkan kongsi dengan PT BIJB Aerocity Development, menggarap proyek mixed use di Bandara Kertajati, Jawa Barat.
Mixed use berupa Business Park 1 tersebut terdiri dari hotel, apartemen serta kantor. Luas area pengembangan mencapai 300 hektare (ha).
Usai meneken nota kesepahaman kerjasama pekan lalu, PP Properti dan BIJB Aerocity akan membentuk perusahaan patungan. Sejauh ini, belum ketahuan dengan pasti komposisi saham perusahaan patungan tersebut. "Arahnya, PP Properti akan menjadi mayoritas," terang Taufik Hidayat, Direktur Utama PT PP Properti Tbk kepada KONTAN, Minggu (26/3).
BIJB Aerocity merupakan anak perusahaan PT Bandarudara Internasional Jawa Barat (BIJB). Saat ini BIJB masih dalam tahap membangun Bandara Kertajati. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemerintah Provinsi Jawa Barat itu mengerjakan proyek konstruksi darat bandara senilai Rp 2,1 triliun.
Proyek mixed use PP Properti dan BIJB Aerocity termasuk dalam Kawasan Aerocity, yang terintegrasi dengan Bandara Kertajati. Kawasan tersebut mengintegrasikan kota, area bisnis dan struktur transportasi.
Pengembangan mixed use akan berlangsung secara bertahap. Maklum, PP Properti dan BIJB Aerocity menjadikan mixed use di Bandara Kertajati sebagai proyek jangka panjang. Rencana pengembangannya hingga 30 tahun ke depan.
Pada tahap awal, PP Properti dan BIJB Aerocity akan membangun hotel dan apartemen. Hotel bintang tiga yang akan dibangun perusahaan ini berisi 100-150 kamar. Kalau tak meleset, jadwal konstruksi proyek mulai pertengahan tahun 2017.
Penopang pendapatan
Meski telah membeberkan rencana, PP Properti belum bersedia buka-bukaan perihal total anggaran pengembang mixed use di Bandara Kertajati. Termasuk, dana awal pembangunan hotel dan apartemen saja.
Yang terang, PP Properti yakin akan pilihannya untuk mengembangkan mixed use tak salah. Mereka mengklaim memiliki keahlian dalam pengembangan proyek tersebut. "Hal tersebut juga akan menopang pendapatan dan laba perusahaan dalam jangka panjang," ujar Taufik dalam keterangan resmi kepada media, Minggu (26/3).
Tak kalah penting, pembangunan hotel yang masuk dalam proyek mixed use di Bandara Kertajati bakal melengkapi portofolio hotel PP Properti menjadi empat. Tahun ini perusahaan tersebut juga berniat mendirikan tiga hotel lain di Lombok, Surabaya dan Labuhan Bajo.
Bukan tanpa maksud PP Properti borongan membangun hotel. Target perusahaan ini, pada tahun 2020 mendatang adalah mencatatkan pertumbuhan recurring income alias pendapatan berulang hingga 15%.
Sepanjang tahun ini, PP Properti menyediakan total dana belanja modal antaraRp 1,5 triliun-Rp 1,9 triliun tahun ini. Selain ekspansi, dana tersebut untuk kebutuhan penyertaan modal ke anak usaha dan akuisisi lahan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News