Reporter: Pamela Sarnia | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pengembang PT PP Properti Tbk (PPRO) mengincar pendapatan berulang (recurring income) dari bisnis mal dan hotel. Jika ditotal, ada tiga mal dan satu hotel baru yang akan dibangun.
“Sekarang kontribusi pendapatan berulang dari mal dan hotel masih belum signifikan. Baru sekitar 3%-4% terhadap pendapatan perusahaan. Kami targetkan kontribusinya naik jadi 10%-15% dalam 5 sampai 10 tahun ke depan,” kata Indaryanto Sugiarto, Direktur Keuangan PT PP Properti kepada KONTAN, Selasa (7/6).
Dia mengatakan, perusahaan memang sengaja menambah sumber pendapatan berulang dari mal dan hotel. Sebab, perusahaan tidak bisa hanya mengandalkan pendapatan dari penjualan unit residensial saja.
Ketiga mal yang akan dibangun berada dalam kawasan superblok yang terdiri dari apartemen, perkantoran, hotel, sekolah, dan rumah sakit. Untuk memenuhi kebutuhan para penghuni apartemen dan pegawai kantor, PPRO memilih mal dengan konsep lifestyle mall yang lebih banyak berjualan makanan dan minuman (F&B) dan hiburan (entertainment). Nantinya, gerai F&B sekitar 60% dan entertainment sekitar 40%.
Dari segi entertainment, ketiga mal itu akan diisi bioskop dari CGV Blitz. Indaryanto mengatakan, perusahaan memilih CGV Blitz supaya lebih eksklusif.
Sementara, porsi untuk department store atau toko pakaian akan sedikit. Taufik mengatakan, konsepnya tidak jauh berbeda dengan Mal Cilandak Townsquare.
"Kami ingin menjadikan mal kami eksklusif untuk tenant di sana. Konsepnya, bring everything closer. Supaya mereka mudah mencari fasilitas dining dan entertainment. Misalnya, kalau sedang ada tamu, bisa dijamu di restoran yang ada di mal, tidak di apartemen," kata Indaryanto.
Sekarang ini, dua mal yakni Mal Grand Kamala Lagoon dan Grand Sungkono Lagoon sedang dalam tahap konstruksi.
Indaryanto mengatakan, Grand Kamala Lagoon Mall yang berlokasi di Kalimalang, Bekasi, Jawa Barat diharapkan bisa beroperasi pada semester I-2017. Mal ini memiliki total luas lantai bangunan (gross floor area) 35.000 meter persegi (m2) dan net leasable area seluas 23.000 m2. Pembangunannya membutuhkan dana Rp 208 miliar.
Sementara, Grand Sungkono Lagoon Mall diperkirakan bisa selesai pada semester II-2017. Mal yang berlokasi di Surabaya, Jawa Timur ini memiliki luas lantai bangunan 31.000 m2 dengan net leasable area 21.000 m2. Perusahaan menggelontorkan Rp 184 miliar untuk pembangunannya.
Pada 2017, PP Properti akan membangun mal ketiga, yakni Grand Dharmahusada Lagoon. Mal yang berlokasi di Surabaya ini memiliki luas lantai bangunan 14.000 m2 dengan net leasable area 10.000 m2. Pembangunannya diperkirakan selesai di pertengahan 2018. Untuk membangun mal ini, perusahaan mengeluarkan dana Rp 108 miliar.
Selain membangun mal baru, PPRO akan rebranding Balcony City Mal di Balikpapan, Kalimantan Timur. PPRO ingin mengubah desain mal mulai dari tampak muka sampai pengaturan dalamnya.
Harapannya, Balcony City Mall bisa naik kelas dari sebelumnya untuk kelas mengenah ke bawah menjadi kelas menengah ke atas. Perubahan ini juga untuk menyesuaikan kelas mal dengan Swiss-Bell Hotel Balikpapan milik PPRO yang berada di dekat mal.
Selain mal, sumber pendapatan berulang datang dari hotel. Pada 2019 perusahaan akan melaunching Park Hotel Lombok. Pembangunan hotel bintang tiga plus ini membutuhkan dana Rp 150 miliar. Konsepnya bukan hotel untuk keluarga melainkan hotel bisnis.
"Kami bermain di hotel bisnis untuk meeting, incentive, conference, and exhibition (MICE). Kalau hotel bisnis, di hari-hari biasa malah penuh semua. Saat weekend lebih sepi," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News