Reporter: Muhammad Julian | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan produsen rajungan, PT Prima Cakrawala Abadi Tbk (PCAR) masih mantap mengejar pertumbuhan kinerja di paruh kedua 2023. Target perusahaan, volume penjualan perusahaan bisa mencapai sekitar 660 ton di sepanjang 2023, melampaui realisasi tahun lalu yang berjumlah sekitar 590 ton.
Dari target tersebut, PCAR mengincar omzet Rp 250 miliar - Rp 300 miliar.
“Target kami tidak turun secara year on year,” ujar Presiden Direktur PT Prima Cakrawala Abadi Tbk Raditya Wardhana kepada Kontan.co.id, Rabu (9/8).
Di sepanjang semester I 2023, PCAR telah merealisasikan penjualan rajungan sebanyak 377 ton, naik sekitar 47,26% dibanding realisasi penjualan semester I 2022 yang berjumlah 256 ton.
Baca Juga: Prima Cakrawala Abadi (PCAR) Incar Penjualan Rp 250 Miliar-Rp 300 Miliar Pada 2023
Menurut catatan Raditya, pasokan bahan baku produksi perusahaan memang lebih stabil dibanding periode sama tahun sebelumnya. Pada semester I 2022 lalu, pasokan bahan baku relatif lebih tidak stabil lantaran persoalan kualitas bahan baku yang rendah dan juga tingginya harga bahan baku.
Kenaikan volume penjualan membuahkan kinerja yang apik pada kinerja keuangan PCAR di. Laporan keuangan interim perusahaan yang baru saja terbit Agustus 2023 ini menunjukkan, penjualan neto PCAR tumbuh 10,22% secara tahunan atau year-on-year (yoy) dari semula Rp 132,28 miliar di semester I 2022 menjadi Rp 145,81 miliar di semester I 2023.
Kenaikan tersebut sejatinya dibarengi oleh kenaikan pengeluaran pada sebagian pos beban. Beban pokok penjualan misalnya, tercatat naik tipis 4,11% yoy menjadi Rp 120,61 miliar di semester I 2023. Sebelulmnya, beban poko penjualan PCAR hanya mencapai Rp 115,83 miliar di semester I 2022. Kenaikan pengeluaran juga dijumpai pada pos beban administrasi yang naik 74,38% yoy dari semula Rp 8,70 miliar di semester i 2022 menjadi Rp 15,17 miliar di semester I 2023.
Namun, setelah omzet dikurangi dengan pengeluaran pada berbagai pos beban, PCAR mengantongi laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih Rp 4,65 miliar di semester I 2023. Jumlah tersebut melesat naik 57,15% dibanding realisasi semester I 2022 yang berjumlah Rp 2,96 miliar.
Baca Juga: Prima Cakrawala (PCAR) optimistis Penjualan Bisa Capai Rp 230 Miliar Tahun Ini
Memasuki paruh kedua 2023, Raditya memperkirakan adanya potensi perlambatan pasokan bahan baku, sebab indonesia telah memasuki musim kemarau. Di samping itu, penurunan daya konsumsi di negara tujuan ekspor juga menurut Raditya bisa jadi tantangan di semester 2 ini.
“Namun ada beberapa strategi mitigasi yang akan dijalankan oleh manajemen untuk menjaga kestabilan supply,” cetus Raditya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News