Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Realisasi produksi batubara PT Bukit Asam Tbk (PTBA) sampai September 2018 ini sudah melebihi 19 juta ton batubara. Perolehan ini meningkat cukup signifikan dari total produksi pada Agustus 2018 sebesar 13,82 juta ton batubara atau naik sekitar 46%.
“Mengingat kami belum merilis kinerja triwulan III, sebagai gambaran produksi batubara sampai September ini menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini tidak terlepas dari dukungan kondisi market batubara yang baik dan cuaca panas di sebagian besar wilayah Indonesia,” papar Suherman, Sekretaris Bukit Asam Minggu (21/10).
Suherman menjelaskan, penjualan ke pasar domestik mencapai sekitar 9,5 juta ton untuk periode Januari sampai September 2018. Emiten berkode saham PTBA ini mematok penjualan ke pasar domestik sebesar 13,34 juta ton batubara.
Sementara untuk pasar ekspor, Suherman menjelaskan sampai September 2018, perusahaan sudah menjual sebesar 8,5 juta ton batubara dari target penjualan ke pasar ekspor sebesar 12,14 juta ton batubara.
“Market utama batubara kami negara-negara di kawasan Asia terutama China dan India. Tahun depan, diproyeksikan penjualan ekspor akan meningkat terutama didukung rencana peningkatan penjualan batubara kalori tinggi,” ungkapnya pada Kontan.co.id.
Sebagai salah satu eksportir batubara, PTBA memang tengah membidik pasar ekspor baru untuk mengurangi ketergantungan pada pasar Tiongkok. Selain menyasar pasar baru, perusahaan juga akan meningkatkan porsi untuk pasar Jepang dan Taiwan sejalan dengan PTBA yang saat ini tengah menggenjot batubara berkalori tinggi.
PTBA menargetkan mampu memproduksi sebesar 900.000 ton batubara berkalori tinggi pada tahun ini. Salah satu tambang yang menghasilkan batubara kalori tinggi ini berada di wilayah tambang Air Laya.
Sebagai informasi, untuk cadangan batubara PTBA mencapai 3,3 miliar ton. Dari sisi kinerja keuangan, perusahaan mencatatkan pendapatan pada semester satu 2018 naik 16,70% menjadi Rp 10,49 triliun dari Rp 8,99 triliun pada Juni 2017 sesuai dengan revisi keuangan semester 1 2018. Sementara perusahaan belum dapat menyampaikan perolehan kinerja sampai September 2018.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News