Reporter: Petrus Dabu | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Pasokan konsentrat untuk PT Smelting, Gresik, Jawa Timur dari PT Freeport Indonesia kian sekarat. Saat ini pabrik pengolahan tersebut praktis hanya mengandalkan konsentrat dari PT Newmont Nusa Tenggara (NNT).
Produksi PT Freeport mengalami penurunan drastis menyusul aksi mogok kerja ribuan karyawan non staf sejak 15 September 2011.
Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral, Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Dede Ida Suhendra, mengatakan, stok konsentrat dari Freeport untuk PT Smelting hanya tersisa untuk 10 hari lagi. "Cadangannya masih ada hanya untuk 10 hari ke depan," ujarnya, Rabu (16/11).
Pemerintah berencana memaksimalkan pasokan konsentrat dari PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Selama ini pasokan konsentrat dari NNT untuk PT Smelting sekitar 30% dari total kapasitas produksi PT Smelting, sedangkan 70% dari PT Freeport Indonesia.
Asisten Manajer Pelayanan Teknik PT Smelting, Bouman Tiroi Situmorang, mengatakan, aktivitas produksi masih berjalan.
Sementara aksi mogok kerja karyawan PT Freeport belum mendapat titik terang penyelesaian, aksi serupa juga sudah mulai dilakukan ratusan karyawan di lokasi tambang Batu Hijauh milik NNT. Sejak, Selasa (15/11), sekitar 400 dari 7.000 karyawan NTT melakukan aksi mogok kerja.
Kepala Departemen Komunikasi Newmont Rubi Purnomo, mengatakan, walaupun sedikit terganggu, operasi lokasi pertambangan Batu Hijauh tetap berjalan seperti biasa. "Hingga saat ini belum ada pengaruh terhadap produksi perusahaan, “tandas Rubi.
Rubi mengatakan manajemen PT NNT dan serikat pekerja bersama perwakilan pemerintah akan tetap melanjutkan komunikasi untuk menyelesaikan masalah roster ini secepat mungkin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
