kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Produksi Serat Sintetis Menyusut


Kamis, 12 Desember 2013 / 07:10 WIB
Produksi Serat Sintetis Menyusut
ILUSTRASI. Menu Sop Sosis Sayuran merupakan salah satu menu wajib kuliner rumahan yang harus dihidangkan untuk keluarga. (Youtube/Simple Rudy TV)


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

JAKARTA. Realisasi produksi serat sintetis domestik tahun ini diperkirakan tidak akan mencapai target yang dipatok. Bahkan, produksi serat sintetis pada tahun ini juga diperkirakan bakal lebih rendah dari tahun lalu.

Asosiasi Produsen Serat Sintetis dan Fiber Indonesia (Apsyfi) memproyeksikan volume produksi serat sintetis domestik pada tahun ini hanya akan mencapai sekitar 540.000 ton-550.000 ton, atau melorot sekitar 3% dari realisasi tahun sebelumnya.

Sebagai gambaran, pada tahun lalu, realisasi produksi serat sintetis nasional hanya mencapai 556.000 ton. Realisasi produksi tahun lalu juga lebih rendah dari target yang dipatok sebesar 580.000 ton.

Nah tahun ini, semula Apsyfi menargetkan produksi serat sintetis domestik mencapai 580.000 ton-600.000 ton. Sekretaris Jenderal Apsyfi Redma G.Wirawasta mengungkapkan, tahun ini, banyak kendala yang membuat produksi industri serat sintetis lokal menurun. Salah satunya, serbuan serat sintetis impor yang dijual dengan harga yang lebih miring membuat persaingan pasar serat sintetis di dalam negeri semakin sengit. Serat sintetis impor ini kebanyakan berasal dari China.

Tak hanya itu, Redma bilang, tren harga kapas yang menjadi bahan baku produk tekstil justru menurun. Alhasil, banyak produsen tekstil yang beralih dari bahan baku serat sintetis ke bahan baku kapas yang lebih murah. Alhasil, "Harga serat sintetis di pasar global mengalami tren menurun seiring penurunan permintaan pasar," jelas Redma, Rabu (11/12)

Richard Tursadi, Management Accounting Budget & Control Manager PT Polychem Indonesia Tbk bilang, di tengah penurunan harga produk serat sintetis karena permintaan turun, harga bahan baku serat sintetis justru naik. Pasalnya, "Harga etilena dan purified thereptalat acid (PTA) naik tinggi karena fluktuasi harga minyak internasional," ujarnya.

Kondisi ini membuat beban perusahaan meningkat. Apalagi, saat ini, perusahaan manufaktur di dalam negeri juga tengah dibayangi kenaikan ongkos produksi lantaran kenaikan upah minimum pekerja (UMP) yang terjadi beberapa bulan yang lalu.

Meski begitu, Redma masih yakin permintaan serat sintetis bakal kembali pulih pada tahun 2014 lantaran perbaikan ekonomi di beberapa negara tujuan ekspor utama seperti Amerika Serikat. Menurutnya, permintaan poliester yang diproduksi oleh produsen serat sintetis domestik pada  tahun 2014 bakal tumbuh sekitar 6% dari realisasi 2013.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×