Reporter: Lidya Yuniartha, Noverius Laoli | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah tengah gencar melakukan peremajaan (replanting) perkebunan kelapa sawit milik rakyat yang usianya rata-rata sudah uzur alias sudah di atas 25 tahun. Kementerian Pertanian (Kemtan) mencatat dari total 4,5 juta hektare (ha) perkebunan sawit petani seluas 2,5 juta ha mendesak diremajakan.
Apalagi, produksi sawit milik petani saat ini masih rendah yakni rata-rata 2 ton hingga 3 ton per ha. Produksi ini jauh dari produksi sawit Malaysia yang mencapai 12 ton per ha. Untuk itu, tahun ini, pemerintah memulai program replanting tanaman sawit di Musi Banyuasin, Sumatra Selatan mulai Oktober 2017 lalu. Kebun seluas 4.446 ha dan terakhir di Medan Sumatra Utara di lahan seluas 9.109 ha diremajakan.
Program ini membawa berkah pada produsen benih kelapa sawit. Direktur PT Dami Mas Sejahtera Tony Liwang berharap, penjualan benih sawit Dami Mas bisa meningkat lebih dari 20% pada tahun depan dengan adanya program ini.
Menurut Tony, program peremajaan ini mungkin belum langsung berdampak pada penjualan Dami Mas tahun 2017. Namun, "Kami harapkan tahun depan mulai berdampak. Sampai saat ini belum ada perkiraan peningkatannya. Tapi semoga di atas 20%," ujar Tony kepada KONTAN, Selasa (28/11).
Tony melanjutkan, dengan program peremajaan perkebunan sawit ini, diharapkan dapat mendorong petani serta pelaku usaha untuk melakukan program peremajaan. Menurutnya, peremajaan tidak semata hanya dikarenakan usia pohon yang sudah tua, tetapi juga karena produksi yang rendah lantaran kualitas benih benih buruk.
Hingga akhir tahun 2017 ini, Tony optimistis, Dami Mas mampu menjual benih sawit sebanyak 11 juta hingga 12 juta kecambah. Volume ini meningkat sekitar 30%–40% dibandingkan tahun lalu. Sementara rata-rata produksi benih sawit nasional diperkirakan sebanyak 75 juta kecambah.
Faktor cuaca
Tony menjelaskan, peningkatkan penjualan benih sawit Dami Mas sudah mulai terjadi pasca El Nino tahun 2015. Perusahaan perkebunan sawit dan petani mulai melakukan replanting. "Kemudian tahun ini terus berlanjut, mulai banyak perusahaan yang melakukan peremajaan," ujar Tony penuh harap.
Tony memproyeksikan di tahun 2018 penjualan benih sawit Dami Mas akan meningkat 20% hingga 30% atau sekitar 14 juta hingga 16 juta kecambah.
Selain karena pengaruh program peremajaan, Tony berharap meningkatnya penjualan benih Dami Mas dikarenakan tidak adanya cuaca ekstrim seperti El Nino atau La Nina yang terjadi pada tahun 2015 sampai 2016.
Peningkatkan penjualan benih juga dialami Asian Agri. Hingga Oktober 2017, penjualan benih sawit Asian Agri meningkat lebih dari 100% dibandingkan tahun sebelumnya. "Program pemerintah dalam peremajaan kebun sawit petani akan berpengaruh positif dan terus mendorong permintaan dan penjualan benih kelapa sawit Topaz, yang diproduksi Asian Agri," jelas Fadhil Hasan, Direktur Corporate Affairs Asian Agri.
Menurut Fadhil, hingga Oktober, jumlah petani yang menggunakan benih Topaz meningkat 75% dibandingkan tahun sebelumnya. Sayangnya, Fadhil enggan menyebutkan volume penjualan benih perusahaan ini.
Tapi sebelumnya Asian Agri menargetkan penjualan benih sawit tahun 2017 sebesar 15 juta kecambah. Proyeksi ini naik 25% dibandingkan penjualan tahun 2016 yang diperkirakan sebesar 12 juta kecambah. Asian Agri sendiri memiliki kapasits produksi benih sawit hingga 25 juta kecambah per tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News