kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45897,60   4,88   0.55%
  • EMAS1.365.000 -0,22%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Program Makmur Kopi Sukses Tingkatkan Produktivitas Petani di Jawa Timur


Jumat, 16 Juni 2023 / 20:08 WIB
 Program Makmur Kopi Sukses Tingkatkan Produktivitas Petani di Jawa Timur
ILUSTRASI. Panen Kopi?di Desa Sukorejo Kecamatan Sumberwringin Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Project Management Office (PMO) Kopi Nusantara terus melakukan program pendampingan terhadap para petani kopi serta membantu membuka akses pembiayaan dan pemasaran. Lewat Program Makmur Kopi, lembaga ini telah berhasil mendorong produktivitas hasil produksi petani di Desa Sukorejo Kecamatan Sumberwringin Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur

PMO Kopi Nusantara dibentuk sejak awal 2022 oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (UMKM) bersama BUMN, Swasta, Asosiasi, dan Lembaga Penelitian dengan tujuan mengembangkan dan mengimplementasikan ekosistem bisnis komoditas kopi yang holistik dan berkelanjutan.

Ketua PMO Kopi Nusantara, Dwi Sutoro mengatakan keberhasilan pembinaan Program Makmur Kopi di wilayah Jawa Timur akan diperluas di wilayah lainnya. “Sesuai dengan rencana tim kami di Jawa Timur, program pendampingan ini akan diperluas di Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Jember dengan target 2.300 hektar (ha) lahan petani rakyat," kata dia dalam keterangan resminya, Jumat (16/6).

Dia menambahkan, PMO Kopi Nusantara akan terus menyambungkan ekosistem dari hulu ke hilir agar produktivitas dan kualitas kopi meningkat. Menurutnya, jika kualitas naik maka harga jualnya tentu akan meningkat.

Peningkatan kualitas dan produktivitas kopi bertujuan untuk menunjang kemampuan Indonesia dalam meningkatkan daya saing kopi Indonesia di pasar global. Untuk bisa bersaing, kata Dwi, produk kopi perlu disertifikasi. Oleh karena itu, PMO Kopi Nusantara akan mendampingi petani ke depan melakukan sertifikasi agar bisa mendapatkan harga yang premium.

Program Makmur Kopi juga diimplementasikan di wilayah lain, yakni Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatera Bagian Utara dan Sumatera Bagian Selatan. Sinergi telah dilakukan dengan berbagai stakeholders kunci seperti Perhutani, PTPN Group, Pupuk Indonesia, ID FOOD/PPI, Telkom Indonesia, BRI, BNI, Puslitkoka, Bukit Asam, Jamkrindo, Jasa Raharja, BMKG, SCOPI, SCAI, dan berbagai pihak lainnya termasuk perusahaan swasta.

Seperti diketahui, para petani asal Desa Sukorejo Kecamatan Sumberwringin Kabupaten Bondowoso sudah mulai memanen kopi arabika sejak pertengahan Mei 2023. Kualitas dan produktivitas kopi arabika di wilayah Gunung Ijen ini semakin membaik dibanding dengan panen tahun sebelumnya. Petani mendapatkan produktivitas hingga 1.950 kilogram gelondong buah ceri kopi per hektar pada masa panen 2023, naik sekitar 40% dibandingkan tahun sebelumnya.

Salah satu petani yang mengikuti Program Makmur Kopi sejak 2022, Agus Suprapto, mengatakan produktivitas kopi miliknya masih di angka 1.400 kilogram gelondong ceri kopi per hektar sebelum ikut program tersebut. Namun, produktivitas pada tahun 2023 telah mencapai 1.950 kilogram gelondong ceri kopi per hektar.

Menurutnya, produktivitas ini sebetulnya belum optimal. Meskipun telah melakukan pemupukan dan budidaya seperti yang dicontohkan, namun faktor cuaca sangat menentukan tingkat keberhasilan pertanian kopi. “Pembungaan kemarin itu sangat bagus, namun tiba - tiba diserang hujan. Akhirnya, banyak bunga yang rontok dan produktivitas tidak terlalu optimal meskipun naik dari tahun sebelumnya,” jelasnya.

Peningkatan produktivitas petani kopi di kawasan Ijen ini juga diiringi dengan peningkatan harga jual. Di pertengahan Juni, petani bisa mendapatkan harga hingga di atas Rp 16.000 per kilogram gelondong ceri kopi. 

Selain dijual dalam bentuk ceri, petani juga bisa mengolah buah ceri kopi mereka ke Pabrik Kopi Kebun Blawan milik PT Perkebunan Nusantara XII (PTPN XII). Pabrik ini memang didedikasikan oleh Tim PMO Kopi Nusantara wilayah Jawa Timur untuk memberikan nilai tambah bagi petani di Kawasan Ijen.

Ibrahim, ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Sukorejo Makmur juga merasakan manfaat Program Makmur Kopi ini. “Programnya positif, ada peningkatan produktivitas dan harga,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×