kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.930.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.230   -112,00   -0,69%
  • IDX 7.214   47,18   0,66%
  • KOMPAS100 1.053   7,20   0,69%
  • LQ45 817   1,53   0,19%
  • ISSI 226   1,45   0,65%
  • IDX30 427   0,84   0,20%
  • IDXHIDIV20 504   -0,63   -0,12%
  • IDX80 118   0,18   0,16%
  • IDXV30 119   -0,23   -0,19%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,20%

Properti Jonggol tunggu efek jalan tol


Rabu, 01 Oktober 2014 / 10:00 WIB
Properti Jonggol tunggu efek jalan tol
ILUSTRASI. Manfaat seks untuk kesehatan tubuh.


Reporter: Izzatul Mazidah | Editor: Markus Sumartomjon

JAKARTA. Kawasan Jonggol masih butuh waktu untuk bisa menarik minat investor properti. Predikat sebagai daerah bakal calon ibukota negara di era Orde Baru ini belum mampu mengangkat citra ddaerah yang berada di sekitar Taman Buah Mekarsari ini. 

Menurut Hasan Pamudji, Manajer Senior Riset broker properti Knight Frank, daerah Jonggol memang sempat santer terdengar yang digadang-gadang menjadi ibukota masa depan Indonesia. Faktor inilah yang membuat beberapa pengembang bercokol di sana. Salah satunya adalah Grup Ciputra lewat proyek Citra Indah.Sayang, perkembangan properti di Jonggol tak ditopang infrastruktur memadai. "Ini masalah krusial wilayah ini, jalannya jelek," katanya kepada KONTAN. 

Kalaupun ada investor yang berminat berinvestasi di wilayah ini, sifatnya harus jangka panjang atau long term. Soalnya, ada rencana pembangunan ruas jalan tol yang melewati wilayah Jonggol, seperti Cimanggis–Cibitung. Namun  proyek ini masih proses tender dan peminatnya minim lantaran mahal.

Alhasil, menurut Anton Sitorus, Kepala Riset Jones Lang LaSalle Indonesia menilai perkembangan proyek properti di wilayah Jonggol harus menunggu ekspansi pengembang di wilayah yang sudah memiliki akses infrastrukturnya. Misalnya dari Cikarang atau Karawang. "Soalnya, di wilayah ini ada sumber penggeraknya yaitu sektor industri," katanya ke KONTAN.

Soal produk properti, baik Hasan maupun Anton sama-sama setuju bila produk hunian dan ruko adalah properti yang cocok dikembangkan di Jonggol. Lantaran faktor infrastruktur penunjang yang belum ada. "Beda dengan Sentul yang sudah berkembang karena ada akses jalan tol," kata Hasan.

Sayang, baik Hasan maupun Anton tidak mempunyai data soal pergerakan harga tanah dan properti di wilayah Jonggol. Namun, kata Hasan, bila sudah ada infrastruktur, harga properti biasanya bisa naik minimal 10%-20% per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×