kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Properti Jonggol tunggu efek jalan tol


Rabu, 01 Oktober 2014 / 10:00 WIB
Properti Jonggol tunggu efek jalan tol
ILUSTRASI. Manfaat seks untuk kesehatan tubuh.


Reporter: Izzatul Mazidah | Editor: Markus Sumartomjon

JAKARTA. Kawasan Jonggol masih butuh waktu untuk bisa menarik minat investor properti. Predikat sebagai daerah bakal calon ibukota negara di era Orde Baru ini belum mampu mengangkat citra ddaerah yang berada di sekitar Taman Buah Mekarsari ini. 

Menurut Hasan Pamudji, Manajer Senior Riset broker properti Knight Frank, daerah Jonggol memang sempat santer terdengar yang digadang-gadang menjadi ibukota masa depan Indonesia. Faktor inilah yang membuat beberapa pengembang bercokol di sana. Salah satunya adalah Grup Ciputra lewat proyek Citra Indah.Sayang, perkembangan properti di Jonggol tak ditopang infrastruktur memadai. "Ini masalah krusial wilayah ini, jalannya jelek," katanya kepada KONTAN. 

Kalaupun ada investor yang berminat berinvestasi di wilayah ini, sifatnya harus jangka panjang atau long term. Soalnya, ada rencana pembangunan ruas jalan tol yang melewati wilayah Jonggol, seperti Cimanggis–Cibitung. Namun  proyek ini masih proses tender dan peminatnya minim lantaran mahal.

Alhasil, menurut Anton Sitorus, Kepala Riset Jones Lang LaSalle Indonesia menilai perkembangan proyek properti di wilayah Jonggol harus menunggu ekspansi pengembang di wilayah yang sudah memiliki akses infrastrukturnya. Misalnya dari Cikarang atau Karawang. "Soalnya, di wilayah ini ada sumber penggeraknya yaitu sektor industri," katanya ke KONTAN.

Soal produk properti, baik Hasan maupun Anton sama-sama setuju bila produk hunian dan ruko adalah properti yang cocok dikembangkan di Jonggol. Lantaran faktor infrastruktur penunjang yang belum ada. "Beda dengan Sentul yang sudah berkembang karena ada akses jalan tol," kata Hasan.

Sayang, baik Hasan maupun Anton tidak mempunyai data soal pergerakan harga tanah dan properti di wilayah Jonggol. Namun, kata Hasan, bila sudah ada infrastruktur, harga properti biasanya bisa naik minimal 10%-20% per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×