kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Prospek MAPI dihadang sejumlah aturan baru


Selasa, 29 April 2014 / 06:00 WIB
Prospek MAPI dihadang sejumlah aturan baru
ILUSTRASI. Soccer Football - FIFA World Cup Qatar 2022 - Group G - Brazil v Switzerland - Stadium 974, Doha, Qatar - November 28, 2022 General view of Brazil's Pedro during the national anthems before the match REUTERS/Carl Recine


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Yuwono Triatmodjo

JAKARTA. Sejumlah aturan baru siap mewarnai kinerja emiten ritel PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) ke depan. Setidaknya, ada dua aturan yang menyedot perhatian, yakni kenaikan tarif listrik dan ketentuan menjual produk lokal di toko modern.

Mulai 1 Mei nanti, pemerintah akan menaikkan tarif setrum bagi industri secara bertahap, sesuai Peraturan Menteri ESDM Nomor 9/2014. Sedangkan, Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 70/2013 tentang tentang pedoman penataan dan pembinaan pasar tradisional, mewajibkan toko ritel menjual minimal 80% produk bermerek lokal.

Kenaikan tarif listrik bisa berdampak kurang baik bagi MAPI. “Bisa mengurangi margin,” jelas Christine Natasya, analis Ciptadana Securities, Senin (28/4). Margin MAPi bisa tergerus lantaran, menurut analis Henan Putihrai Aldi Firdaus, biaya listrik mengambil porsi 30% dari beban operasional MAPI.

Aldi menyebut, pengelolaan margin merupakan persoalan MAPI sejak dua tahun terakhir. Dia memperkirakan, margin MAPI tahun ini masih akan tertekan sehingga marginnya hanya sekitar 4,5%.

Sementara, analis Danareksa Sekuritas Anindya Saraswati menilai, MAPI telah mengalami kenaikan biaya sewa cukup tinggi sejak tahun lalu. Jadi, ia memprediksi, kali ini kenaikan tarif listrik, yang termasuk dalam komponen biaya sewa, tidak akan terlalu mempengaruhi beban operasional MAPI. Pada 2013, beban operasional MAPI naik sekitar 25%.

Ketentuan perusahaan ritel harus mengisi gerainya dengan minimal 80% produk lokal juga bisa memberatkan MAPI. Sebab, produk impor yang menjejali gerai-gerai MAPI kini tidak kurang memakan porsi di atas 60%.

Meski begitu, Aldi melihat, ada celah bagi MAPI untuk menyiasati ketentuan tersebut. Sebab, dalam peraturan tersebut masih dimungkinkan pengajuan keberatan. Selain itu, MAPI masih punya waktu untuk melakukan penyesuaian. Sebab, peraturan tersebut baru akan berlaku efektif pada 12 Juni 2016.

Apalagi, saat ini belum ada kepastian tentang porsi produk lokal tersebut didasarkan atas produknya atau nilainya. Jika berdasarkan produk, lanjut Anindya, MAPI bisa saja mengakalinya dengan menjual banyak barang lokal, namun dengan jumlah yang tidak besar.

Aldi memprediksi, pendapatan MAPI tahun ini bisa tumbuh 24,97% menjadi Rp 12,16 triliun, dari pendapatan 2013 yang sebesar Rp 9,73 triliun. Sementara, laba bersih bisa tumbuh 44,91% menjadi Rp 475 miliar.

Sedangkan, Christine memperkirakan, pendapatan MAPI tahun ini sebesar Rp 11,05 triliun dan laba bersih sebesar Rp 469 miliar. Namun, lantaran sentimen yang kurang bagus, Christine saat ini masih merekomendasikan hold saham MAPI dengan target harga Rp 4.800 per saham.

Hitungan Anindya,  margin yang diperoleh MAPI tahun 2014 tidak akan jauh berbeda dibandingkan tahun 2013. Dia memperkirakan, pendapatan dan laba MAPI akan tumbuh sekitar 18%. Dia memilih netral atas saham MAPI. Sedangkan, Aldi menyarankan beli dengan target harga Rp 7.500.

Kemarin, harga MAPI turun 4,71% dari hari sebelumnya menjadi Rp 6.075.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×