Reporter: Azis Husaini, Pratama Guitarra | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Aneka Tambang (Antam) Tbk bersama dengan PT Freeport Indonesia dan PT Smelting bekerjasama membangun precious metal refinery. Ini adalah pabrik pengolahan anoda slime menjadi dore, atau bahan emas lantakan di Gresik, Jawa Timur.
Proyek tiga perusahaan yang kelak memiliki kapasitas pengolahan sebanyak 6.000 ton anoda slime per tahun ini, berada satu komplek dengan smelter baru Freeport di Gresik yang akan dibangun.
Sekretaris Perusahaan Antam, Trenggono Sutioso mengatakan, pihaknya sudah meneken memorandum of understanding (MoU) dengan PT Freeport dan PT Smelting. Inti dari kerjasama ini adalah para pihak tertarik untuk membangun fasilitas pengolahan logam mulia dengan menggunakan anoda slime sebagai bahan baku.
"Saat ini, Antam bersama dengan Freeport dan Smelting tengah sedang menjajaki kemungkinan untuk pembangunan precious metal refinary untuk mengolah anoda slime menjadi emas dan logam mulia lain," katanya kepada KONTAN, Senin (6/6).
Pertimbangan Aneka Tambang dalam melakukan kerjasama ini karena sesuai dengan bisnis Antam di logam mulia. Untuk pengembangan bisnis pengolahan anoda slime, manajemen Antam akan mengalokasikan anggaran untuk proyek ini.
Hanya Trenggono masih enggan menyebutkan nilai investasi yang akan dikeluarkan untuk membangun smelter tersebut. "Masih dalam kajian untuk nilai investasinya," terangnya.
Sebagai gambaran Antam tahun ini mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 2 triliun. Dari total anggaran belanja modal ini, manajemen Antam pernah menyebut investasi untuk kapasitas 2.000 ton anoda slime per tahun sekitar US$ 43 juta.
Artinya jika nantinya kapasitas 6.000 ton maka investasinya sekitar US$ 129 juta. Trenggono menegaskan, pada prinsipnya Antam siap berpartisipasi dalam pengolahan anoda slime di dalam negeri dengan berbagai opsi. Termasuk bekerjasama dengan Freeport dan PT Smelting.
"Soal porsi saham masih dalam kajian semua pihak," urainya.
Trenggono menjelaskan, dengan kapasitas anoda slime yang dihasilkan dari kerjasama dengan Freeport dan Smelting sebesar 6.000 ton artinya bisa menghasilkan 60 ton emas per tahun.
Namun ia memberikan catatan, semua hitungan ini masih tergantung pada kualitas konsentrat tembaga yang diproses. "Kapasitas bisa tercapai bila konsentrat tembaga di Indonesia, seluruhnya di olah di dalam negeri," tandasnya.
Proyek kerjasama Antam dengan Freeport dan Smelting ini sudah digagas sejak 2014. Namun, lantaran saat itu penjualan anoda slime masih terkena PPN 10%, proyek terus tertunda.
Nah, saat ini pemerintah sudah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 106/2015 tentang Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu yang Bersifat Strategis yang Tidak Dipungut Pajak Pertambahan Nilai. Anode slime masuk sebagai bahan baku emas batangan.
Dengan keluarnya beleid ini, tarif PPN untuk anode slime akan dibebaskan alias 0%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News