Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Program perumahan murah bagi kelas menengah bawah bakal tersendat. Penyebabnya tak lain karena Dewan Perwakilan Rakyat menunda kucuran penyertaan modal negara (PMN) 2016 bagi Perum Perumnas.
Tanpa suntikan modal baru, menurut Direktur Pemasaran Perumnas, Muhammad Nawir, Perumnas hanya bisa mengembangkan separuh dari proyek perumahan dan rumah susun sederhana milik (rusunami).
Sedianya, Perumnas akan membangun rumah dan rusunami sekitar 30.200 unit. Perinciannya 15.000 unit rumah dan 15.200 unit rusunami. "Kami berharap DPR mengabulkan suntikan modal untuk memenuhi target pembangunan rumah bagi masyarakat kelas menengah bawah," kata Nawir, Senin (2/11).
Saat ini, Perumnas sudah punya modal Rp 900 miliar dengan aset Rp 4 triliun. Dari modal tersebut, pengembang ini tidak akan cukup untuk membiayai proyek yang butuh dana Rp 2 triliun-Rp 3 triliun.
Nawir menegaskan, seharusnya wakil rakyat memberikan suntikan modal ke perusahaan ini lantaran untuk membangun proyek perumahan. Apalagi saat ini masyarakat butuh tempat tinggal dengan harga terjangkau.
Perusahaan berplat merah ini mengklaim berkomitmen membangun rumah menengah bawah. Pada kuartal terakhir ini, misalnya, Perumnas tengah merampungkan proyek rusunami di Bekasi.
Proyek ini terdiri dari tiga menara yang masing-masing berkapasitas 400 unit. Dua menara rusunami berkapasitas total 1.000 unit di Karawang. Selain itu, Perumnas juga berharap PMN 2015 yang sebesar Rp 1 triliun segera cair untuk memudahkan pembangunan proyek perumahan dan rusunami.
Bila tidak ada halangan, perusahaan ini berencana mencairkan dana tersebut pada November ini. "Kami tinggal memenuhi proses administrasi," jelasnya.
Sebagai informasi, Perum Perumnas membidik pendapatan Rp 1,5 triliun pada akhir 2015 dari realisasi perolehan pendapatan Rp 1 triliun per kuartal III-2015.
Artinya, perusahaan ini tinggal memenuhi Rp 500 miliar untuk mencapai target. Sedangkan, target laba sebesar Rp 150 miliar pada akhir tahun 2015 sudah terealisasi Rp 100 miliar pada kuartal III-2015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News