kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.307.000   8.000   0,35%
  • USD/IDR 16.680   -27,00   -0,16%
  • IDX 8.391   -3,35   -0,04%
  • KOMPAS100 1.160   -7,83   -0,67%
  • LQ45 845   -8,63   -1,01%
  • ISSI 290   -0,83   -0,29%
  • IDX30 444   -0,53   -0,12%
  • IDXHIDIV20 511   -2,43   -0,47%
  • IDX80 131   -0,99   -0,75%
  • IDXV30 138   -0,38   -0,28%
  • IDXQ30 140   -0,92   -0,65%

PT Timah cari mitra bisnis ke China


Rabu, 13 Januari 2016 / 17:17 WIB
PT Timah cari mitra bisnis ke China


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. PT Timah (Persero) Tbk menargetkan pemilihan mitra kerjasama sekaligus penyelesaian ekspansi pabrik timah solder milik perseroan bisa rampung tahun ini. Ekspansi itu bisa meningkatkan kapasitas tahunan perusahaan dari 4.000 ton menjadi 6.000 ton per tahun.

Sekretaris Perusahaan PT Timah, Agung Nugroho mengatakan, pihaknya masih mengkaji berbagai kemungkinan bentuk kerjasama dengan pihak lain. Menurutnya, China menjadi kandidat utama dalam kerjasama tersebut.

"Ada beberapa kemungkinan. Yang serius dijajaki memang dengan China. Bisa saja kami menggandeng perusahaan BUMN besar di China," ujarnya kepada KONTAN, Selasa (12/1).

Dia mengungkapkan, kerjasama tersebut tidak hanya terbatas pada peningkatan kapasitas pabrik. Tapi juga, pengembangan dari sisi peralatan dan pemasaran dari produk timah solder tersebut.

Pada tahun ini, kata Agung, PT Timah menargetkan peningkatan kapasitas tahunan dari 4.000 ton menjadi 6.000 ton. Namun, tambahan kapasitas tersebut akan tergantung pada permintaan dunia, terutama untuk pasar barang-barang elektronik.

"Kalau kita lihat, untuk timah konsumsi dunia terbesar ada di solder. Kami berharap konsumsinya meningkat agar kami bisa ekspansi di pasar solder itu," katanya.

Dari 360.000 ton permintaan timah dunia, sekitar 51% atau lebih dari 180.000 ton merupakan permintaan terhadap tin solder.

Kendati masih menjajaki mitra strategis, Agung menargetkan ekspansi tersebut bisa selesai tahun ini. "Diusahakan tahun ini. Semuanya sedang didetailkan," imbuhnya.

Adapun PT Timah juga sudah terbang langsung ke China untuk membahas kerjasama dalam membuat perusahaan patungan (joint venture) bersama dengan pihak dari Negeri Tirai Bambu tersebut.

"Kita sudah ke China, ngobrol-ngobrol apa yang bisa dikerjasamakan karena produsen terbesar itu adalah China," beber Agung.

Saat ini, produksi timah dari China mencapai 160.000 ton per tahun. Sebanyak 70.000 ton berupa tin ingot dan sisanya adalah tin chemical dan tin solder.

Sementara itu, untuk total produksi secara keseluruhan, PT timah menyatakan akan mempertahankan tingkat produksi dan penjualan timahnya sebanyak 25.000 ton hingga 30.000 ton dalam lima tahun ke depan.

Agung menambahkan, sejak tahun lalu, ekspor timah dari Indonesia memang turun tajam dari 90.000 ton menjadi sekitar 65.000 ton sampai 70.000 ton. Dia memperkirakan angka tersebut akan kembali turun tahun ini karena aturan yang semakin ketat.

Adapun dari 30.000 ton timah yang diproduksi, porsi ekspor PT Timah mencapai 95%, sementara sisanya untuk kebutuhan dalam negeri. Menurut Agung, kebutuhan timah dalam negeri memang tidak terlalu besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×